Bayangkan sebuah situasi di mana Anda berada di sebuah ruangan penuh dengan orang-orang yang tampaknya akrab, namun Anda merasa seolah-olah semua mata mengawasi Anda, menilai setiap gerakan Anda.
Mungkin Anda pernah merasakan hal ini, perasaan tidak nyaman yang menggelayuti pikiran Anda saat berada di sekitar orang lain. Ini bisa menjadi tanda dari dua hal yang saling berkaitan: trust issues dan kecemasan. Tapi, bagaimana sebenarnya kedua hal ini saling berhubungan dan bagaimana kita bisa memahaminya lebih baik?
Memahami Trust Issues
Trust issues atau masalah kepercayaan, biasanya muncul ketika seseorang mengalami kesulitan mempercayai orang lain, baik dalam hubungan pribadi, profesional, maupun dalam interaksi sosial sehari-hari.
Trust issues dapat muncul dari berbagai pengalaman negatif, seperti pengkhianatan, penipuan, atau ketidakjujuran yang dialami di masa lalu. Ketika seseorang mengalami hal-hal ini, mereka cenderung menjadi lebih berhati-hati dan bahkan curiga terhadap orang-orang di sekitarnya.
Namun, trust issues bukan hanya tentang ketidakpercayaan terhadap orang lain. Sering kali, ini juga mencerminkan ketidakpercayaan terhadap diri sendiri, ketakutan bahwa kita mungkin tidak cukup baik, atau bahwa kita mungkin melakukan kesalahan yang akan mengundang kritik atau penghakiman dari orang lain. Ketika ketidakpercayaan ini menumpuk, ia dapat berkembang menjadi kecemasan yang lebih dalam.
Kecemasan, Apa Hubungannya dengan Trust Issues?
Kecemasan adalah perasaan takut atau khawatir yang berlebihan terhadap situasi tertentu, bahkan ketika ancaman sebenarnya mungkin tidak ada atau sangat kecil. Ketika trust issues hadir, kecemasan sering kali menjadi dampaknya.
Misalnya, seseorang dengan trust issues mungkin merasa cemas ketika harus membuka diri kepada orang lain, karena takut akan dikhianati atau disakiti lagi. Mereka mungkin terus-menerus memikirkan skenario buruk yang bisa terjadi, meskipun tidak ada tanda-tanda nyata bahwa hal tersebut akan terjadi.
Kecemasan ini bisa terwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari rasa khawatir yang konstan, kesulitan tidur, hingga gejala fisik seperti detak jantung yang cepat atau sesak napas. Dalam beberapa kasus, kecemasan yang terkait dengan trust issues bisa begitu parah hingga memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari secara normal.
Pola Lingkaran Setan antara Trust Issues dan Kecemasan
Hubungan antara trust issues dan kecemasan sering kali membentuk pola lingkaran setan yang sulit diputus. Misalnya, ketika seseorang memiliki trust issues, mereka mungkin akan menahan diri dari berinteraksi dengan orang lain atau membuka diri dalam hubungan.
Isolasi ini kemudian memperkuat perasaan tidak percaya, yang pada gilirannya meningkatkan kecemasan. Semakin cemas seseorang, semakin sulit bagi mereka untuk membangun atau memulihkan kepercayaan, dan siklus ini pun terus berlanjut.
Contoh lain bisa terjadi di lingkungan kerja. Jika Anda merasa sulit mempercayai rekan kerja atau atasan, Anda mungkin selalu khawatir bahwa mereka akan menilai Anda secara negatif atau memanfaatkan kesalahan Anda.
Kekhawatiran ini bisa membuat Anda merasa sangat cemas setiap kali Anda harus berkomunikasi atau bekerja sama dengan mereka. Lama-kelamaan, kecemasan ini bisa mengganggu produktivitas dan bahkan kesehatan mental Anda.
Pengaruh Trust Issues dan Kecemasan dalam Hubungan Pribadi
Dalam hubungan pribadi, baik trust issues maupun kecemasan bisa menjadi penghalang besar. Misalnya, seseorang yang memiliki trust issues mungkin merasa sulit untuk percaya bahwa pasangannya benar-benar setia atau tulus.
Perasaan ini bisa menyebabkan kecemasan yang berlebihan setiap kali pasangannya terlambat pulang atau tidak segera membalas pesan. Kecemasan ini bisa memicu perilaku kontrol atau overthinking, yang justru bisa merusak hubungan itu sendiri.
Sebaliknya, kecemasan yang berlebihan juga bisa membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap trust issues. Ketika seseorang merasa cemas, mereka cenderung mempersepsikan situasi secara lebih negatif, melihat ancaman di mana sebetulnya tidak ada, dan sulit untuk menilai orang lain secara objektif. Ini bisa membuat mereka menjadi lebih mudah curiga atau defensif, yang pada akhirnya memperburuk trust issues yang sudah ada.
Bagaimana Mengatasi Trust Issues dan Kecemasan?
Mengatasi trust issues dan kecemasan bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam, tetapi dengan upaya yang konsisten, keduanya dapat dikelola dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
a. Kenali Pola Pikir Anda
Mulailah dengan mengidentifikasi pikiran atau keyakinan yang mendasari trust issues dan kecemasan Anda. Apakah Anda selalu berpikir bahwa orang lain akan mengkhianati Anda? Atau mungkin Anda merasa bahwa Anda tidak layak dipercaya? Dengan memahami pola pikir ini, Anda bisa mulai menantangnya dan menggantinya dengan pandangan yang lebih positif.
b. Latih Keberanian untuk Percaya
Mempercayai orang lain, terutama setelah dikhianati, memang tidak mudah. Namun, cobalah untuk memberikan orang lain kesempatan. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti mempercayai seseorang untuk menyimpan rahasia kecil atau meminta bantuan mereka dalam tugas sederhana. Setiap kali Anda berhasil melakukannya, itu akan memperkuat rasa percaya diri Anda dalam membangun kepercayaan yang lebih besar.
c. Manajemen Kecemasan
Pelajari teknik-teknik manajemen kecemasan, seperti pernapasan dalam, meditasi, atau olahraga. Kegiatan ini dapat membantu Anda mengurangi gejala fisik kecemasan, sehingga Anda bisa berpikir lebih jernih dan rasional.
d. Konseling atau Terapi
Kadang-kadang, bantuan profesional seperti terapi kognitif-behavioral (CBT)Â bisa sangat bermanfaat dalam mengatasi trust issues dan kecemasan. Terapis dapat membantu Anda mengeksplorasi akar masalah dan memberi Anda alat untuk mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang sehat.
e. Komunikasi Terbuka
Dalam hubungan, baik pribadi maupun profesional, komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci untuk membangun dan memulihkan kepercayaan. Jangan ragu untuk berbicara tentang perasaan Anda dengan orang-orang di sekitar Anda, dan bersedia mendengarkan perspektif mereka juga.
Mengubah Pola Pikir dan Menumbuhkan Kepercayaan
Meskipun trust issues dan kecemasan dapat menjadi penghalang besar dalam hidup kita, penting untuk diingat bahwa keduanya bisa diatasi. Dengan mengenali bagaimana keduanya saling berkaitan dan berusaha secara sadar untuk mengubah pola pikir kita, kita bisa mulai menumbuhkan kembali kepercayaan, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Ini bukan perjalanan yang mudah, tetapi setiap langkah kecil menuju pemulihan adalah sebuah kemenangan yang layak dirayakan.
Pena Narr, Belajar Mencoret...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H