Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - طلب العلم

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Trust Issues dan Kecemasan, Bagaimana Kedua Hal Ini Saling Berhubungan?

4 September 2024   14:25 Diperbarui: 4 September 2024   18:18 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi trust issues | Image by Verywellmind.com

Contoh lain bisa terjadi di lingkungan kerja. Jika Anda merasa sulit mempercayai rekan kerja atau atasan, Anda mungkin selalu khawatir bahwa mereka akan menilai Anda secara negatif atau memanfaatkan kesalahan Anda.

Kekhawatiran ini bisa membuat Anda merasa sangat cemas setiap kali Anda harus berkomunikasi atau bekerja sama dengan mereka. Lama-kelamaan, kecemasan ini bisa mengganggu produktivitas dan bahkan kesehatan mental Anda.

Pengaruh Trust Issues dan Kecemasan dalam Hubungan Pribadi

Dalam hubungan pribadi, baik trust issues maupun kecemasan bisa menjadi penghalang besar. Misalnya, seseorang yang memiliki trust issues mungkin merasa sulit untuk percaya bahwa pasangannya benar-benar setia atau tulus.

Perasaan ini bisa menyebabkan kecemasan yang berlebihan setiap kali pasangannya terlambat pulang atau tidak segera membalas pesan. Kecemasan ini bisa memicu perilaku kontrol atau overthinking, yang justru bisa merusak hubungan itu sendiri.

Sebaliknya, kecemasan yang berlebihan juga bisa membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap trust issues. Ketika seseorang merasa cemas, mereka cenderung mempersepsikan situasi secara lebih negatif, melihat ancaman di mana sebetulnya tidak ada, dan sulit untuk menilai orang lain secara objektif. Ini bisa membuat mereka menjadi lebih mudah curiga atau defensif, yang pada akhirnya memperburuk trust issues yang sudah ada.

Bagaimana Mengatasi Trust Issues dan Kecemasan?

Mengatasi trust issues dan kecemasan bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam, tetapi dengan upaya yang konsisten, keduanya dapat dikelola dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:

a. Kenali Pola Pikir Anda

Mulailah dengan mengidentifikasi pikiran atau keyakinan yang mendasari trust issues dan kecemasan Anda. Apakah Anda selalu berpikir bahwa orang lain akan mengkhianati Anda? Atau mungkin Anda merasa bahwa Anda tidak layak dipercaya? Dengan memahami pola pikir ini, Anda bisa mulai menantangnya dan menggantinya dengan pandangan yang lebih positif.

b. Latih Keberanian untuk Percaya

Mempercayai orang lain, terutama setelah dikhianati, memang tidak mudah. Namun, cobalah untuk memberikan orang lain kesempatan. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti mempercayai seseorang untuk menyimpan rahasia kecil atau meminta bantuan mereka dalam tugas sederhana. Setiap kali Anda berhasil melakukannya, itu akan memperkuat rasa percaya diri Anda dalam membangun kepercayaan yang lebih besar.

c. Manajemen Kecemasan

Pelajari teknik-teknik manajemen kecemasan, seperti pernapasan dalam, meditasi, atau olahraga. Kegiatan ini dapat membantu Anda mengurangi gejala fisik kecemasan, sehingga Anda bisa berpikir lebih jernih dan rasional.

d. Konseling atau Terapi

Kadang-kadang, bantuan profesional seperti terapi kognitif-behavioral (CBT) bisa sangat bermanfaat dalam mengatasi trust issues dan kecemasan. Terapis dapat membantu Anda mengeksplorasi akar masalah dan memberi Anda alat untuk mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang sehat.

e. Komunikasi Terbuka

Dalam hubungan, baik pribadi maupun profesional, komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci untuk membangun dan memulihkan kepercayaan. Jangan ragu untuk berbicara tentang perasaan Anda dengan orang-orang di sekitar Anda, dan bersedia mendengarkan perspektif mereka juga.

Mengubah Pola Pikir dan Menumbuhkan Kepercayaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun