Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kapan Menikah? Pertanyaan yang Lebih dari Sekadar Waktu

2 September 2024   22:00 Diperbarui: 2 September 2024   22:02 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cincin sebagai simbol | Image by Halodoc

Menikah bukan hanya soal "kapan" tetapi juga soal "bagaimana". Bagaimana saya bisa menyediakan waktu, energi, dan komitmen yang diperlukan untuk membangun rumah tangga, sementara saya masih harus menyelesaikan S2, memikirkan biaya pendidikan adik, dan memastikan bahwa keluarga saya tidak kekurangan? Kekhawatiran ini bukanlah sesuatu yang bisa saya abaikan begitu saja, karena ini menyangkut masa depan saya dan orang-orang yang saya sayangi.

Sering kali, dalam masyarakat kita, menikah dianggap sebagai langkah yang wajar dan diharapkan setelah mencapai usia tertentu. Namun, sedikit yang memahami bahwa di balik keputusan untuk menikah, ada begitu banyak pertimbangan yang harus dipikirkan dengan matang.

Bagi sebagian orang, termasuk saya, menikah bukan hanya soal memenuhi ekspektasi sosial atau keluarga. Ini adalah keputusan besar yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk tanggung jawab dan kebahagiaan pribadi.

Saya tidak ingin menikah hanya untuk memenuhi tuntutan masyarakat atau untuk menjawab pertanyaan "kapan menikah?" dari orang-orang di sekitar saya. Saya ingin menikah ketika saya siap, ketika saya tahu bahwa saya bisa memberikan yang terbaik untuk pasangan saya, baik secara emosional maupun finansial. Saya ingin memasuki pernikahan dengan pikiran yang tenang, tanpa harus terbebani oleh kekhawatiran tentang hal-hal yang belum terselesaikan dalam hidup saya.

Saat ini, fokus utama saya adalah mencari keseimbangan antara tanggung jawab dan kebahagiaan pribadi. Saya percaya bahwa akan tiba saatnya di mana saya merasa benar-benar siap untuk menikah, di mana semua tanggung jawab yang sekarang saya pikul sudah tertangani dengan baik. Mungkin itu bukan sekarang, mungkin itu masih membutuhkan beberapa tahun lagi, tetapi saya tidak ingin terburu-buru hanya karena tekanan dari luar.

Menikah adalah keputusan besar yang akan menentukan arah hidup saya ke depan, bukan hanya soal cinta dan komitmen, tetapi juga soal kesiapan untuk menjalani hidup bersama dalam segala suka dan duka. Saya ingin memastikan bahwa ketika saatnya tiba, saya dapat menjalani pernikahan dengan penuh kesadaran dan kesiapan, tanpa merasa terbebani oleh tanggung jawab lain yang belum terselesaikan.

Jadi, kapan menikah? Jawabannya mungkin tidak secepat yang diharapkan oleh orang-orang di sekitar saya, tetapi saya yakin bahwa setiap langkah yang saya ambil sekarang adalah bagian dari persiapan menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Saya percaya bahwa menikah bukanlah tujuan akhir, melainkan bagian dari perjalanan hidup yang harus ditempuh dengan hati-hati. Hingga saatnya tiba, saya akan terus fokus menyelesaikan tanggung jawab saya, sambil tetap membuka hati untuk cinta dan komitmen yang tulus.

Setiap orang memiliki waktunya sendiri, dan ketika waktunya tepat, saya percaya bahwa semua hal akan berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan dan impian saya.

Pena Narr, Belajar Mencoret..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun