Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Laki-Laki Itu Harus Pergi, tetapi Juga Harus Pulang

20 Agustus 2024   18:40 Diperbarui: 25 Agustus 2024   16:11 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pulang | Image by Van Creator

Laki-laki itu harus pergi, tapi juga harus pulang. Sebuah pernyataan yang sederhana, namun sarat makna. 

Pergi adalah bagian dari perjalanan hidup seorang laki-laki, sebuah fase yang harus dilalui untuk mengejar mimpi, meraih cita-cita, atau sekadar memenuhi panggilan tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan. 

Dalam proses perginya, laki-laki itu mungkin akan menemukan dirinya di tempat-tempat yang jauh, di tengah-tengah hiruk pikuk kota besar, atau di pelosok negeri yang sunyi. 

Setiap langkahnya membawa beban tanggung jawab yang ia pikul sebagai seorang kepala keluarga, anak, atau anggota masyarakat. Namun, di balik setiap perjalanan itu, selalu ada tujuan yang tak boleh dilupakan: pulang.

Pulang bukan hanya soal kembali ke rumah, tetapi juga soal kembali kepada akar, kepada nilai-nilai yang telah membesarkan dan membentuk jati dirinya. 

Pulang berarti kembali mengingat siapa dirinya, di mana ia berasal, dan kepada siapa ia harus kembali. Pulang adalah tentang menemukan kembali ketenangan setelah sekian lama dihantam gelombang kehidupan yang keras. Di rumah, di antara orang-orang yang ia cintai, laki-laki itu menemukan ketenangan yang tak bisa ia temukan di tempat lain. 

Pulang adalah saat di mana ia bisa melepaskan semua kepenatan dan kelelahan, dan menjadi dirinya sendiri, tanpa topeng atau peran yang harus ia mainkan.

Ilustrasi pulang | Image by Van Creator
Ilustrasi pulang | Image by Van Creator

Namun, pulang juga memiliki tantangan tersendiri. Dalam perjalanannya, seorang laki-laki sering kali berubah, entah itu karena pengalaman baru yang ia dapatkan, atau karena pertemuan dengan orang-orang yang berbeda. 

Pulang bisa jadi sebuah proses yang sulit ketika ia harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya telah berubah, sementara rumah dan orang-orang di dalamnya tetap sama seperti dulu. 

Ada saat-saat di mana laki-laki itu merasa asing di tempat yang seharusnya paling akrab baginya. Rasa canggung, ketidakcocokan, atau bahkan rasa terasing bisa muncul, menciptakan jurang yang sulit untuk dijembatani.

Tetapi, justru di sinilah letak keindahan pulang. Pulang adalah proses yang tidak hanya melibatkan fisik, tetapi juga mental dan emosional. Pulang adalah kesempatan bagi seorang laki-laki untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan dengan perubahan yang telah ia alami. 

Pulang adalah momen untuk memaknai kembali kehidupan, untuk melihat kembali apa yang benar-benar penting, dan untuk menghargai hal-hal kecil yang sering terabaikan ketika ia sedang sibuk mengejar dunia. 

Di rumah, laki-laki itu belajar bahwa pulang bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari sebuah babak baru. Pulang adalah saat di mana ia bisa kembali menapaki jalan yang dulu pernah ia tinggalkan, dengan pandangan yang lebih dewasa dan bijaksana.

Laki-laki itu harus pergi untuk menemukan dunia, namun ia juga harus pulang untuk menemukan dirinya kembali. Pergi dan pulang adalah dua sisi dari satu mata uang, yang tidak bisa dipisahkan. 

Keduanya saling melengkapi, membentuk siklus kehidupan yang terus berputar. Dalam setiap perginya, ada keinginan untuk pulang, dan dalam setiap pulangnya, ada kenangan tentang perjalanan yang telah dilalui. Pulang adalah tempat di mana segala sesuatu bermula dan berakhir. 

Pulang adalah rumah, tempat di mana hati seorang laki-laki selalu tertambat, apa pun yang terjadi di luar sana. Di sinilah, di rumahnya, laki-laki itu menemukan makna sejati dari kehidupan.

***

Pena Hasyim: Malang, 20 Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun