Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mendengar Luka yang Tak Seberapa

3 Agustus 2024   03:51 Diperbarui: 3 Agustus 2024   19:33 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbicara dengan orang lain. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Ketika seseorang mengungkapkan luka batin mereka, sering kali respons yang mereka terima tak sesuai harapan. 

Kutipan "Katanya luka ku tak seberapa. Saat ku pinjam telinga orang lain" mencerminkan perasaan yang dialami banyak orang ketika mereka mencoba berbagi cerita tentang penderitaan mereka.

Luka yang Tak Terlihat

Luka batin adalah sesuatu yang tidak bisa diukur dengan skala objektif. Apa yang mungkin terasa sangat menyakitkan bagi satu orang, bisa dianggap sepele oleh orang lain. 

Ini adalah salah satu aspek yang membuat luka batin begitu rumit dan sulit untuk dipahami oleh mereka yang belum pernah mengalami hal serupa.

Meminjam Telinga Orang Lain

Ketika seseorang memutuskan untuk berbagi cerita, mereka tidak hanya mencari simpati, tetapi juga validasi atas perasaan mereka. 

Namun, sering kali yang terjadi adalah kebalikan. Mendapatkan respon seperti "Itu tidak seberapa, banyak orang yang mengalami hal lebih buruk" bisa memperdalam luka tersebut. 

Hal ini bisa membuat seseorang merasa bahwa perasaan mereka tidak valid atau penting, yang pada akhirnya bisa mengisolasi mereka lebih jauh.

Perbandingan Luka: Sebuah Kesalahan Umum

Perbandingan luka adalah hal yang umum terjadi. Ketika kita mendengar cerita penderitaan orang lain, insting kita mungkin adalah untuk mencoba menghibur mereka dengan mengurangi beban yang mereka rasakan, tetapi sering kali cara yang dipilih justru salah. 

Dengan mengatakan bahwa luka seseorang "tidak seberapa," kita secara tidak sengaja menyiratkan bahwa penderitaan mereka tidak penting. Ini adalah kesalahan yang sering terjadi dalam komunikasi empati.

Pentingnya Mendengarkan dengan Tulus

Mendengarkan dengan tulus berarti memberikan ruang bagi seseorang untuk mengekspresikan perasaan mereka tanpa memberikan penilaian atau perbandingan. Ini adalah bentuk empati yang mendalam dan autentik. 

Ilustrasi: HasanNir
Ilustrasi: HasanNir

Ketika seseorang meminjam telinga kita, mereka mencari lebih dari sekadar pendengar; mereka mencari penerimaan. Mereka ingin tahu bahwa mereka didengar, dipahami, dan diterima dalam kondisi mereka yang rentan.

Konsekuensi dari Tidak Didengarkan

Tidak didengarkan atau tidak dihargai bisa memiliki dampak serius pada kesejahteraan emosional seseorang. 

Ketika seseorang merasa bahwa luka mereka tidak dianggap serius, mereka bisa mulai meragukan validitas perasaan mereka sendiri, yang pada gilirannya bisa mengarah pada penarikan diri, depresi, atau masalah kesehatan mental lainnya. 

Rasa kesepian yang dihasilkan dari kurangnya dukungan emosional bisa menjadi luka yang lebih dalam daripada masalah awal yang dibagikan.

Mengembangkan Kemampuan Empati

Empati adalah keterampilan yang bisa dikembangkan. Ini melibatkan kemampuan untuk menempatkan diri kita pada posisi orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan. 

Salah satu cara untuk meningkatkan empati adalah dengan mendengarkan tanpa interupsi dan tanpa memberikan penilaian. 

Ketika kita benar-benar mendengarkan, kita memberikan validasi pada pengalaman orang lain dan menunjukkan bahwa kita menghargai perasaan mereka.

 Menghargai Setiap Luka

Setiap luka, sekecil apapun, memiliki dampak pada individu yang mengalaminya. Dengan menghargai dan mendengarkan cerita orang lain tanpa penilaian, kita bisa membantu meringankan beban mereka. 

Empati yang tulus bisa menjadi obat yang paling efektif untuk luka batin, memberikan perasaan diterima dan dipahami yang sangat dibutuhkan.

Kutipan "Katanya luka ku tak seberapa. Saat ku pinjam telinga orang lain" mengingatkan kita akan pentingnya mendengarkan dengan hati dan empati. 

Dalam dunia yang sering kali tergesa-gesa dan sibuk, memberikan waktu dan perhatian kita pada orang lain adalah tindakan yang sangat berarti. Mari kita coba untuk selalu mendengarkan dengan tulus, karena setiap luka adalah penting dan layak untuk didengar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun