Serangkaian proses yang harus dijalankan sebelum si pasien tervonis SGB adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pelaksanaan MRI (Magneting Resonance Imaging), adalah pemeriksaan untuk mendeteksi kerusakan pada syaraf yang teserang.
- EMG (Elektromyograph), adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk merekam konstaksi otot serta kecepatan hantar syaraf
- Lumbal puncti, yaitu pengambilan cairan sumsum tulang belakang
Keseluruhan rangkaian pemeriksaan harus dilakukan agar mengetahui sejauh mana penyakit SGB ini menjalar ke dalam organ tubuh dan mencegahkan dengan cara pengobatan yang tepat serta terapi yang berkelanjutan.
Cara mengatasi SGB adalah dengan pemberian imuneglobulin secara intravena dan plasmapharesis atau pengambilan antibodi yang merusak sistem saraf tepi dengan jalan mengganti plasma darah.Â
Pemberian imuneglobulin dikondisikan dengan jumlah ampuls immunoglobin (1 ampuls sebanyak 5 cc) disesuaikan dengan berat badan tubuh si pasien.
Pemberian imuneglobulin dilakukan selama 5 hari berturut-turut. Selain pengobatan tersebut diberikan fisioterapi dan perawatan dengan pemberian obat pengurang rasa sakit.Â
Perawatan pasien melibatkan upaya terkoordinasi dari tim seperti ahli saraf, fisioterapis (dokter rehabilitasi), internis, dokter keluarga, terapis fisik, perawat, dan psikolog atau psikiater.
Lebih lanjut, Keberadaan penyakit Autoimun SGB ini tidak dapat diremehkan. Pada beberapa jurnal internasional SGB bahkan dapat terjadi setelah dilakukan penyuntikan vaksinasi Covid-19.Â
New England Journal of Medicine melaporkan pada bulan Juni 2020, tiga rumah sakit di Italia Utara  terindikasi memiliki lima pasien dengan COVID-19 yang menunjukkan gejala yang konsisten dengan SGB.
Kini banyak orang yang penasaran dengan kondisi ini. Dr. Peter Donofrio, seorang profesor neurologi di Vanderbilt University Medical Center di Nashville memperkuat pernyataan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit bahwa gejala dan perawatan SGB berkembang pada sekitar 3.000 hingga 6.000 orang setiap tahun di Amerika Serikat dan hanya ada sekitar 15 kasus yang dilaporkan di dunia orang yang mengembangkan GBS setelah dinyatakan positif COVID-19.
Informasi mengenai perkembangan SGB direspon oleh Lembaga World Health Organization (WHO) pada bulan September 2020 yang memberikan catatan penting terkait vaksinasi Covid-19 dengan SGB seperti pada gambar berikut: