[caption caption="sumber: www.tahupedia.com"][/caption]
Hampir setahun yang lalu tepatnya pada bulan Juli 2015, Bobbi Kristina Brown dinyatakan meninggal. Ia menyusul ibunya yang merupakan artis hollywood Whitney Houston yang meninggal akibat penggunaan narkotika. Setelah melihat hasil otopsi oleh pihak medis Fulton County Medical Examiner penyebab kematian Putri  Whitney Houston dikarenakan mengalami pneumonia lobar, yakni pneumonia yang menyerang potongan besar paru-paru yang disebabkan karena tubuh terendam di dalam air terlalu lama, ditambah dengan keracunan obat.  Bukti nyata dari kasus ini adalah telah ditemukan beberapa obat-obatan yang telah dikonsumsi oleh Bobbi. Obat-obat yang ditemukan diantaranya adalah ganja, alkohol, benzoylecgonine (zat yang berhubungan dengan kokain), benzodiazepines (obat penenang) dan morfin.Â
Seperti ungkapan ‘api kecil adalah kawan dan jika menjadi besar adalah lawan’. Ini ungkapan yang sangat pas untuk menggambarkan tentang narkotika. Dalam dunia medis, narkotika bisa menjadi obat-obat yang berkhasiat untuk penyembuhan. Penggunaan narkotika dalam dunia medis adalah legal. Nah, yang menjadi penyalahgunaan adalah ketika seseorang yang mengkonsumsi narkotika tanpa adanya pengawasan dari seorang ahli kesehatan. Bila seseorang menggunakan narkotika tanpa adanya pengawasan dari dokter atau apoteker akan sangat membahayakan si pengguna karena umumnya narkotika mengandung zat-zat beracun yang bisa menyebabkan pengguna narkotika akan selalu ketergantungan atau kecanduan terhadap obat-obatan tersebut, merusak organ-organ tubuh, mempengaruhi berkurangnya daya pikir seseorang atau membuat pikiran menjadi tidak rasional dan kerusakan otak secara permanen. Akibat yang lebih mengerikan lagi adalah berujung pada kematian.
Godaan untuk menggunakan narkotika sangat besar bagi kalangan artis Indonesia maupun mancanegara. Penggunaan narkotika bahkan sudah banyak menelan korban jiwa. Biasanya para artis-artis menggunakan narkotika karena mereka sudah salah memilih pergaulan diantara sesama rekan artisnya. Selain itu, pendapatan yang mereka dapatkan bisa menjadi salah satu faktor untuk menggunakan narkotika. Dengan uang yang mereka punya, mereka bisa mendapatkan narkotika dengan mudahnya. Bahkan beberapa artis menganggap uang yang mereka punya belum cukup untuk dirinya, dan akhirnya mereka ingin lebih banyak lagi bahkan lebih banyak lagi uang. Akibatnya mereka menjadi stress karena tuntutan tersebut. Selain itu, adanya permasalahan pribadi juga menambah daftar faktor internal penyebab stress. Sehingga untuk menghilangkan rasa stress yang mereka punya, mereka akhirnya terjurumus kedalam lingkaran setan (penggunaan narkotika). Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap bulan bahkan tidak terhitung lagi penggunaan narkotika yang digunakannya. Setiap stress larinya ke narkotika. Alhasil, akibat penggunaan narkotika yang intensitasnya sering dapat menyebabkan kematian pada mereka.
Obat penenang secara klinik banyak digunakan pada pasien yang mengalami gangguan tidur dan gangguan kecemasan. Penggunaan obat ini biasanya tidak sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dapat menimbulkan masalah jika penggunaannya tanpa adanya pengawasan dokter. Insomnia, tidak bisa tidur di malam hari menjadi hal yang sangat menyiksa bagi sebagian orang. Sehingga untuk memudahkan orang untuk terbebas dari hal yang demikian, maka jalan satu-satunya adalah mengkonsumsi obat tidur. Tetapi penggunaannya harus diperhatikan karena bisa saja obat ini menyebabkan sakau dan yang lebih bahayanya lagi bisa-bisa menyebabkan kematian. Selain penggunaan obat penenang, adanya kombinasi dengan beberapa obat lain juga menjadi penyebab kematian putri dari Whitney Houston ini. Mencampur minuman beralkohol dengan obat-obatan lain sangatlah berbahaya karena dapat meningkatkan efek dan kemungkinan akan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan efek negatif termasuk terjadi kerusakan serius secara permanen.
Berikut uraian beberapa obat yang menyebabkan kematian pada Bobbi Kristina Brown, putri Whitney Houston.
Alkohol
Alkohol biasanya disebut dengan nama etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang juga untuk minuman yang mengandung alkohol. Alkohol dapat dijadikan sebagai zat pengalih suasana hati, yang merupakan sebuah depresan dengan mengurangi aktivitas otak dan sistem saraf. Minuman beralkohol kebanyakan mengandung zat etanol dan mempunyai warna dan rasa yang berbeda-beda, tergantung dari bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatannya. Alkohol tersedia dalam banyak variasi misalnya bir, anggur, brandy, arak,whisky, dan lain-lain.
Ganja
Ganja (Cannabis sativa) merupakan obat depresan yang terbuat dari daun tanaman cannabis. THC (Delta 9 tetrahidrokanibinol), salah satu dari 400 zat kimia yang ditemukan di dalam ganja dan menyebabkan efek perubahan suasana hati. Ganja mempengaruhi sistem saraf dengan memperlambat aktivitas otak. Ganja ada berbagai macam bentuk. Ganja, tembakau hijau seperti campuran daun. Hasis dan minyak hasis merupakan bentuk yang lebih kuat dampaknya dari ganja. Nama lain Ganja dikenal dengan nama seperti dele, daun, cimeng, Pot, Weed, dan lain-lain.
Kokain
Kokain (benzoylmethylecgonine) adalah kristalin tropane alkaloid yang diperoleh dari daun koka dimana nama latinnya adalah Erythroxylum coca. Daun koka atau Erythroxylon coca adalah jenis pokok Erythroloxylon yang terdapat di Negara Peru, Bolivia dan Colombia. Dan juga di Pergunungan Andes, Amerika Serikat.
Morfin                                                          Â
Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah dan merupakan alkaloid berupa serbuk putih. Cara mengkonsumsi morfin biasanya dengan cara dihisap atau disuntikkan. Morfin tergolong termasuk jenis depresan, maka morfin bekerja dengan cara menekan susunan syaraf pusat, menyebabkan turunnya aktifitas neuron, pusing, perubahan perasaan dan kesadaran berkalut. Konsumsi morfin secara berkelanjutan memiliki resiko tinggi berujung kematian.
Benzodiazepin
Benzodiazepin diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek pada ansietas berat, tetapi perlu diperhatikan pada penggunaan jangka panjangnya karena hal tersebut sebaiknya dihindari. Beberapa obat golongan benzodiazepine seperti Diazepam, alprazolam, klordiazepoksid dan klobazam memiliki aksi kerja lambat. Lorazepam dan oksazepam memiliki masa kerja yang lebih pendek dan digunakan pada pasien yang mempunyai gangguan fungsi hati, tetapi memiliki risiko besar terhadap munculnya gejala putus obat.
Diantara obat-obat diatas, kemungkinan antara obat telah terjadi interaksi. Kemungkinan jenis interaksinya seperti :
Penggunaan Alkohol + Obat penenang (benzodiazepin seperti valium, Xanax dan Ativan) dapat menyebabkan depresi pada sistem saraf pusat, kesulitan dalam koordinasi, koma, dan risiko tinggi overdosis dan kematian. Selain itu juga dapat memberikan efek ganda yaitu, alkohol meningkatkan efek absorpsi diazepam dan sekaligus mengurangi biotransformasi dari diazepam. Selain itu, penderita dengan penyakit hepar yang disebabkan oleh alkohol, benzodiazepine akan dieliminasi lebih lama lagi daripada hepar yang normal.
Penggunaan Alkohol dengan Cannabis (ganja) menghasilkan efek untuk meningkatkan kekuatan efek dari ganja dan meningkatkan penyerapan racun.
Penggunaan Alkohol dengan Opiat Obat-obatan (heroin, kodein) akan memperparah depresi sistem saraf pusat, pernapasan dan bahkan kematian.
Kebanyakan kematian bukan hanya karena penggunaan alkohol saja, tetapi juga disebabkan karena mengkonsumsi minuman beralkohol bersama obat-obatan lainnya.Dont Get Stuck On Drugs!!!
Â
Semoga bermanfaat…
Terima kasih..
Created By : Indah Juni Yanti, Eka Meilianasari S, Ika Indra Wijaya, Wahyuni, Nova Risti Amalia HS dan Juhriati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H