Mohon tunggu...
Nargis Mahdiyah
Nargis Mahdiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - University

Sebagai mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi, saya memiliki minat yang mendalam dalam dunia penulisan artikel yang beragam dan inspiratif. Penulisan bagi saya adalah salah satu cara untuk menyampaikan informasi yang relevan, mendidik, dan tentunya menginspirasi pembaca dalam menyikapi perubahan dunia yang semakin dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Cinta Seorang Ibu dalam Sepasang Sepatu

18 Desember 2024   11:46 Diperbarui: 18 Desember 2024   11:46 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Cinta Seorang Ibu dalam Sepasang Sepatu

Di sebuah desa kecil, tinggallah Bu Dina bersama seorang putrinya yang bernama Rina. Hidup mereka sederhana, namun penuh kasih sayang. Rina, seorang gadis kecil berusia 10 tahun, adalah kebanggaan Bu Dina. Meski hidup dalam keterbatasan, Bu Dina selalu berusaha memenuhi kebutuhan Rina, termasuk impian kecilnya.

Suatu hari, saat pulang sekolah, Rina memeluk Bu Dina erat-erat. "Bu, aku ingin sepatu baru. Sepatuku sudah sempit, dan teman-temanku semua pakai sepatu yang bagus," ujar Rina dengan mata berbinar.

Bu Dina melihat sepatu Rina yang memang sudah lusuh dan robek di beberapa bagian. Hatinya terenyuh, namun ia tahu uang mereka hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. "Iya, Nak. Nanti Ibu belikan, ya," jawab Bu Dina sambil tersenyum, meski hatinya bimbang.

Malam harinya, Bu Dina duduk di depan rumah, memikirkan cara untuk memenuhi keinginan anaknya. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuat kue bolu yang biasa ia buat saat perayaan desa. Dengan peralatan sederhana dan bahan seadanya, Bu Dina mulai memanggang kue di dapurnya.

Esok harinya, Bu Dina berjalan dari rumah ke rumah, menjajakan kue bolunya. Beberapa orang membeli, namun ada pula yang menolak. Meski kakinya lelah, senyumnya tetap terukir. Dalam hati, ia berkata, Demi Rina, aku akan lakukan apa saja.

Setelah beberapa hari berjualan, uang dari hasil kue bolu mulai terkumpul. Bu Dina menghitung dengan hati-hati, memastikan cukup untuk membeli sepatu yang diinginkan Rina. Suatu sore, ia mengajak Rina ke pasar.

"Bu, kita mau ke mana?" tanya Rina penasaran.

"Ke toko sepatu, Nak. Ibu mau belikan sepatu baru untukmu," jawab Bu Dina sambil tersenyum.

Mata Rina berbinar penuh kegembiraan. Di toko, ia memilih sepatu yang ia impikan---sepatu putih dengan pita merah kecil di sampingnya. Saat memakainya, Rina melompat-lompat kegirangan. "Bu, ini pas sekali! Terima kasih, Bu!"

Namun, Rina tak tahu bahwa di balik senyuman Bu Dina ada peluh dan kerja keras yang tak ia ceritakan. Bu Dina hanya memandang putrinya dengan penuh cinta. Baginya, kebahagiaan Rina adalah hadiah terbesar.

Ketika mereka berjalan pulang, Rina menggandeng tangan Bu Dina erat-erat. "Ibu adalah ibu terbaik di dunia," katanya dengan polos.

Bu Dina tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Dan kamu adalah alasan ibu terus berjuang, Nak."

Malam itu, Rina tertidur lelap dengan sepatu barunya di samping tempat tidur, sementara Bu Dina menatapnya dengan rasa syukur yang mendalam. Meski lelah, hatinya terasa ringan. Dalam kesederhanaan, cinta seorang ibu adalah kekayaan yang tak ternilai harganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun