Ketika mereka berjalan pulang, Rina menggandeng tangan Bu Dina erat-erat. "Ibu adalah ibu terbaik di dunia," katanya dengan polos.
Bu Dina tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Dan kamu adalah alasan ibu terus berjuang, Nak."
Malam itu, Rina tertidur lelap dengan sepatu barunya di samping tempat tidur, sementara Bu Dina menatapnya dengan rasa syukur yang mendalam. Meski lelah, hatinya terasa ringan. Dalam kesederhanaan, cinta seorang ibu adalah kekayaan yang tak ternilai harganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H