Mohon tunggu...
Narentzyy
Narentzyy Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Anak baik

Anak baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Timnas Indonesia: Kelemahan Mendasar di Balik Harapan Kualifikasi Piala Dunia

3 November 2024   22:33 Diperbarui: 3 November 2024   23:12 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partisipasi Timnas Indonesia di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 membawa banyak harapan, tetapi kenyataannya menunjukkan beberapa kelemahan mendasar dalam tim. Setelah berhadapan dengan lawan-lawan kuat seperti Jepang, ada beberapa masalah yang patut dikritisi terkait pendekatan pelatih, persiapan pemain, serta manajemen dan dukungan PSSI.

1. Pendekatan Defensif Berlebihan yang Tidak Efektif

Pendekatan defensif yang diusung pelatih Shin Tae-yong kerap menempatkan Timnas dalam posisi bertahan sepenuhnya tanpa peluang serangan yang jelas. Strategi ini tidak hanya membuat permainan monoton, tetapi juga menunjukkan kurangnya keberanian untuk bersaing setara dengan tim besar. Bukannya mengandalkan taktik yang kreatif, Timnas justru tampak takut mengambil risiko, sehingga hanya bertahan sambil berharap mendapat hasil imbang.

Pendekatan semacam ini bukan hanya tidak efektif melawan lawan besar, tetapi juga meredam semangat pemain untuk tampil menyerang dan mencoba memenangkan pertandingan. Ini menunjukkan masalah dalam filosofi permainan yang perlu dievaluasi jika kita ingin melihat Indonesia bersaing dengan lebih kompetitif di masa depan.

2. Persiapan Fisik dan Mental yang Masih di Bawah Standar

Kondisi fisik dan mental pemain juga menjadi sorotan tajam. Saat menghadapi tim besar, stamina pemain sering kali turun drastis di babak kedua, yang menunjukkan persiapan fisik yang tidak maksimal. Hal ini memperlihatkan kurangnya dukungan dari PSSI dan tim pelatih dalam menyediakan program kebugaran dan persiapan mental yang sesuai standar internasional.

Kurangnya konsistensi fisik ini adalah cerminan dari kelemahan struktural dalam pelatihan dan manajemen kebugaran tim nasional, yang tidak mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya. Situasi ini harusnya menjadi tanda peringatan serius bagi PSSI untuk mereformasi program pelatihan secara keseluruhan.

3. Infrastruktur dan Fasilitas Pelatihan yang Masih Tertinggal

Sebagai organisasi yang bertanggung jawab, PSSI memiliki peran besar dalam menyediakan infrastruktur pelatihan yang layak. Namun, fasilitas pelatihan sepak bola di Indonesia masih sangat tertinggal dibandingkan negara Asia lainnya, sehingga tidak mendukung pembentukan pemain yang siap di level internasional. Banyak pemain muda berbakat yang tidak mendapatkan fasilitas dasar yang layak, dan hal ini menjadi penghambat besar dalam membangun tim nasional yang kuat.

PSSI selama ini terkesan tidak peduli dengan kebutuhan infrastruktur yang mendasar. Tanpa infrastruktur yang mendukung, upaya peningkatan kualitas tim nasional hanya menjadi wacana kosong tanpa hasil konkret. Situasi ini menunjukkan minimnya visi PSSI dalam membangun fondasi sepak bola nasional yang kuat.

4. Seleksi dan Pengelolaan Talenta yang Kurang Profesional

Seleksi pemain untuk Timnas Indonesia juga masih jauh dari kata transparan dan profesional. Seringkali, bakat-bakat muda yang potensial tidak mendapatkan kesempatan karena sistem seleksi yang tidak merata. Meskipun Shin Tae-yong telah mencoba melakukan perubahan, proses seleksi yang tidak jelas dan tidak adil tetap menjadi hambatan besar bagi perkembangan sepak bola nasional.

Kita sering melihat pemain yang dipilih bukan berdasarkan kualitas, tetapi lebih karena faktor "popularitas" di klub tertentu. Ini menunjukkan masalah mendasar dalam pengelolaan talenta di level nasional, yang masih jauh dari standar profesional. Tanpa perubahan yang serius, kita akan terus kehilangan banyak bakat potensial di Indonesia.

5. Minimnya Visi dan Rencana Jangka Panjang PSSI

Selain target-target jangka pendek seperti lolos ke turnamen tertentu, PSSI tampaknya tidak memiliki visi yang jelas untuk pengembangan jangka panjang sepak bola nasional. Kita jarang melihat rencana konkret dari PSSI untuk membangun program jangka panjang yang konsisten demi menghasilkan pemain yang kompetitif di level internasional. Rencana yang berfokus pada prestasi jangka pendek sering kali mengabaikan pengembangan ekosistem sepak bola nasional yang lebih holistik, yang meliputi pembinaan pemain muda, peningkatan kualitas pelatih, dan dukungan terhadap liga lokal. Ini menunjukkan kegagalan PSSI dalam mengelola dan mengembangkan sepak bola Indonesia dengan arah yang terstruktur.

Sumber:

  1. https://www.bola.com/indonesia/read/5450833/inilah-kelemahan-timnas-indonesia-yang-wajib-diperbaiki-sebelum-melawan-filipina-di-kualifikasi-piala-dunia-2026
  2. https://www.bola.com/indonesia/read/5460593/3-biang-kegagalan-timnas-indonesia-saat-digulung-china-di-kualifikasi-piala-dunia-2026-zona-asia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun