Seleksi pemain untuk Timnas Indonesia juga masih jauh dari kata transparan dan profesional. Seringkali, bakat-bakat muda yang potensial tidak mendapatkan kesempatan karena sistem seleksi yang tidak merata. Meskipun Shin Tae-yong telah mencoba melakukan perubahan, proses seleksi yang tidak jelas dan tidak adil tetap menjadi hambatan besar bagi perkembangan sepak bola nasional.
Kita sering melihat pemain yang dipilih bukan berdasarkan kualitas, tetapi lebih karena faktor "popularitas" di klub tertentu. Ini menunjukkan masalah mendasar dalam pengelolaan talenta di level nasional, yang masih jauh dari standar profesional. Tanpa perubahan yang serius, kita akan terus kehilangan banyak bakat potensial di Indonesia.
5. Minimnya Visi dan Rencana Jangka Panjang PSSI
Selain target-target jangka pendek seperti lolos ke turnamen tertentu, PSSI tampaknya tidak memiliki visi yang jelas untuk pengembangan jangka panjang sepak bola nasional. Kita jarang melihat rencana konkret dari PSSI untuk membangun program jangka panjang yang konsisten demi menghasilkan pemain yang kompetitif di level internasional. Rencana yang berfokus pada prestasi jangka pendek sering kali mengabaikan pengembangan ekosistem sepak bola nasional yang lebih holistik, yang meliputi pembinaan pemain muda, peningkatan kualitas pelatih, dan dukungan terhadap liga lokal. Ini menunjukkan kegagalan PSSI dalam mengelola dan mengembangkan sepak bola Indonesia dengan arah yang terstruktur.
Sumber:
- https://www.bola.com/indonesia/read/5450833/inilah-kelemahan-timnas-indonesia-yang-wajib-diperbaiki-sebelum-melawan-filipina-di-kualifikasi-piala-dunia-2026
- https://www.bola.com/indonesia/read/5460593/3-biang-kegagalan-timnas-indonesia-saat-digulung-china-di-kualifikasi-piala-dunia-2026-zona-asia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H