Mohon tunggu...
Narendra Ning Ampeldenta
Narendra Ning Ampeldenta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis tentang isu Politik, Sosial, dan hal-hal menarik lainnya.

Penulis Paruh Waktu, Pembelajar Sepanjang Waktu. Bangga Menjadi Anak Indonesia. Teknik Interdisiplin Hochschule RheinMain, Jerman.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilunya Sudah, Lalu Apa?

29 Juli 2019   02:15 Diperbarui: 29 Juli 2019   03:08 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ambang batas yang terlalu tinggi, yakni 20 persen, juga dikhawatirkan akan membuat pemilu menjadi pragmati dan tidak mengarah pada Demokrasi yang progresif yang diingkan bersama. Tidak akan fokus dalam visi-misi dan program, namun hanya fokus berkoalisi untuk memenuhi ambang batas pencalonan Presiden.

Tentunya, banyak sekali catatan-catatan penting untuk menyambut kontestasi Pemilu 2024 nanti, dari mengatasi gerakan Radikalisme yang mengganggu Proses Demokrasi, pemberantasan Hoax dan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia, sampai, Peraturan Perundang-undangan Pemilu yang harus dirumuskan seksama agar terciptanya iklim Demokrasi yang kondusif, dan melahirkan program-program yang bermanfaat untuk masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun