Mohon tunggu...
Narendra Putra Arianto
Narendra Putra Arianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Peran Teknologi Anti-Deepfake dalam Menjaga Keutuhan Informasi Publik sebagai Wujud Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

21 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 22 Desember 2024   03:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Landasan Bela Negara 

Bela negara adalah wujud nyata dari kecintaan setiap individu terhadap tanah air dan upaya menjaga keutuhan bangsa dari berbagai ancaman. Dalam perkembangan zaman, khususnya di era digital, ancaman terhadap persatuan dan stabilitas nasional tidak lagi bersifat fisik semata, melainkan hadir dalam bentuk informasi yang menyesatkan atau hoaks yang beredar luas di dunia maya. Hoaks dapat memicu keresahan sosial, menimbulkan perpecahan, dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang seharusnya menjadi landasan berpikir yang sehat. 

Berdasarkan Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945, setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam upaya bela negara. Bela negara tidak hanya diwujudkan melalui tindakan fisik, tetapi juga dalam bentuk partisipasi aktif dalam mempertahankan ketahanan informasi yang benar, akurat, dan dapat dipercaya. Sikap ini menjadi krusial di tengah derasnya arus informasi yang dapat dengan mudah disalahgunakan untuk menyebarkan kebohongan dan memicu konflik.

  1. Teknologi Deepfake dan Dampaknya

Teknologi deepfake awalnya dikembangkan untuk tujuan positif, seperti keperluan industri hiburan, edukasi, dan penelitian. Dalam perfilman, teknologi ini digunakan untuk menciptakan efek visual realistis atau menggantikan aktor yang telah meninggal, seperti pada film Fast and Furious 7 dengan menggantikan wajah Paul Walker menggunakan teknologi face tracking. Selain itu, deepfake juga digunakan untuk membantu penderita Alzheimer dengan merekonstruksi wajah masa lalu guna membangkitkan kembali memori mereka. 

Seiring dengan kemudahan akses terhadap Artificial Intelligence (AI) dan teknologi Generative Adversarial Networks (GANs), deepfake mulai disalahgunakan untuk memanipulasi foto, video, dan audio menjadi konten yang tampak autentik namun palsu. Penyalahgunaan ini berdampak signifikan, seperti penyebaran disinformasi, pemicu propaganda politik, dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang beredar. 

Di Indonesia, penyebaran video manipulatif semakin meresahkan, seperti video yang mengedit wajah tokoh publik untuk membuat pernyataan kontroversial yang tidak pernah mereka ucapkan. Jika disebarluaskan, video semacam ini dapat memicu kebingungan di masyarakat dan memecah belah opini publik, terutama menjelang pemilihan umum atau momen penting lainnya. Penyebaran konten manipulatif ini menunjukkan bagaimana penyalahgunaan teknologi deepfake dapat mengancam keutuhan informasi publik dan mempengaruhi kestabilan sosial.

  1. Pendekatan Keamanan Siber dan Teknologi Anti-Deepfake

Keamanan siber adalah upaya untuk melindungi sistem, jaringan, dan data digital dari serangan, manipulasi, atau penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Salah satu tantangan utama dalam keamanan siber saat ini adalah penyebaran konten manipulatif seperti hoaks dan teknologi canggih yang menciptakan informasi palsu. Untuk mengatasi tantangan ini, teknologi anti-manipulasi digital, termasuk solusi berbasis teknologi anti-deepfake, mulai dikembangkan. Meskipun teknologi deepfake awalnya dibuat untuk tujuan positif seperti hiburan dan edukasi, penyalahgunaannya telah menimbulkan dampak serius. Oleh karena itu, pengembangan teknologi deteksi dan pencegahan menjadi langkah krusial dalam menjaga keutuhan informasi publik dan mengurangi risiko penyebaran konten yang menyesatkan. 

Beberapa pendekatan yang dapat diterapkan untuk mendukung keamanan siber dan melawan penyebaran konten manipulatif meliputi:

  1. Pengembangan Teknologi Deteksi Berbasis AI
    Teknologi berbasis AI dan machine learning mampu menganalisis pola, anomali, dan detail kecil yang tidak terlihat secara kasat mata dalam konten audio-visual. Misalnya, algoritma Convolutional Neural Networks (CNN) digunakan untuk mempelajari dan mendeteksi manipulasi konten digital dengan tingkat akurasi yang tinggi.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
    Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun