Mohon tunggu...
Narendra Ardhana
Narendra Ardhana Mohon Tunggu... Akuntan - ODHA

(bukan nama sebenarnya) tidak ada yang berbeda dengan saya, saya hanya seorang pengidap HIV (ODHA) yang terdiagnosa sejak awal 2014 ketika berusia 26 tahun dan menjalani terapi ARV hingga saat ini. Masih aktif bekerja full time sebagai back office, sedang belajar berwirausaha dan tidak di bawah naungan suatu lembaga atau yayasan sosial ODHA. Bagi yang ingin sekedar berbagi cerita, saran dan kritik bisa melalui email narendra.ardhana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akhir Sebuah Mimpi

11 September 2017   17:09 Diperbarui: 11 September 2017   17:30 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau diam saja sudah membuatku nyaman

Kenapa aku harus berbicara

Kalau tersenyum saja sudah membuatku lega

Kenapa aku harus menceritakan luka

Kalau sendiri saja aku sudah bahagia

Kenapa aku harus berdua

Dalam malam aku terjaga

Dalam mimpi aku berharap

Dalam pagi aku terpana

Tak ada sesuatu yang berubah

Esok tetap kan datang walau lusaku gelap

Berharap kau tak berteriak dalam pekat

Karena aku terlanjur menyukai kesunyian

Hingga semua insan lelah tertawa

Aku harus tertawa

Karena telah lelah menetes air mata

Setiap warna dalam hidupku terlihat samar

Sampai aku tak teringat cahaya

Walau warna cerah ceria dunia memenuhi

Dan hijaunya daun begitu alami

Alunan nada memecah sepi

Siapa sangka ujungnya selalu pedih

Kenapa aku harus iri terhadap sesuatu yang tak pernah kumiliki

Walau sendiri tapi aku tak merasa sepi

Bahkan parasmu tak selalu seperti yang dunia ketahui

Sampai mentari lelah menyinari dan masa berhenti

Bukankah ada akhir dari segala mimpi

Kenapa aku harus terus menanti

Lalu aku memilih berhenti mencari

Meski senja datang silih berganti

Sampai aku tahu bahagia tak untuk dicari

Tapi dia datang saat aku mensyukuri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun