Mohon tunggu...
Narendra Ardhana
Narendra Ardhana Mohon Tunggu... Akuntan - ODHA

(bukan nama sebenarnya) tidak ada yang berbeda dengan saya, saya hanya seorang pengidap HIV (ODHA) yang terdiagnosa sejak awal 2014 ketika berusia 26 tahun dan menjalani terapi ARV hingga saat ini. Masih aktif bekerja full time sebagai back office, sedang belajar berwirausaha dan tidak di bawah naungan suatu lembaga atau yayasan sosial ODHA. Bagi yang ingin sekedar berbagi cerita, saran dan kritik bisa melalui email narendra.ardhana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sesempurna Jingga

6 April 2017   21:01 Diperbarui: 6 April 2017   21:05 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tersenyumlah padaku jingga
 Karena telah hampir datang senja
 Saat harap telah lelah dan memudar
 Saat sepi tak lagi menjadi lawan

 Jingga apakah kau merona
 Karena aku di sini berdiri tanpa arah
 Menengadah pada langit dan awan
 Berpayungkan kebimbangan

 Ajari aku tersenyum jingga
 Aku tak memaksa
 Hanya sebatas bila kau bersedia
 Karena aku tahu kau pasti ringan tangan

 Tunjukkan jalannya jingga
 Temani aku dalam kehidupan di dunia
 Sampai seribu masa
 Hingga sejuta purnama

 Berjalanlah bersamaku jingga
 Kau warna yang sempurna
 Tiada deritaku kau lewatkan
 Tiada air mataku tak kau rasakan

 Bantu aku pulang jingga
 Karena kau tahu tubuh hanya sarana
 Saat cemar tak lagi menjadi pagar
 Pelukanmu pun terasa hangat

 Aku tak menyukai tangisan jingga
 Jangan biarkan mereka datang ke pusara
 Dan merintihkan air mata
 Agar aku tahu rasanya bahagia

 Jingga kau begitu tegas
 Kemurahan hatimu akan selalu kukenang
 Saat aku jatuh dan kau menopang
 Hingga aku tak takut lagi berjalan
 Karena kau selalu ada dalam keramaian dan kesepian

 Jangan tinggalkan aku jingga
 Hanya kau tempatku bersandar
 Saat ayah tak lagi menenangkan
 Dan bunda pergi meninggalkan
 Saat gelap datang
 Tetapi warnamu tetap berkilauan

 Aku tak bergelimang harta jingga
 Aku hanya manusia fana yang bernoda
 Paras pun tak rupawan
 Seorang pandir yang terhilang
 Tapi kau tetap tulus dan setia
 Terimakasih jingga
 Cintamu tiada bersyarat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun