Mohon tunggu...
Nardi Setiawan
Nardi Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Guru Di Sebuah Pondok Pesantren

Saya seorang penulis yang hidup di pegunungan, hobi saya menulis, dan jauh dari perkotaan dan hiruk piuk suasana kota

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Tentang Gadis Manis Pujaan Setia Lelaki

12 Maret 2024   20:11 Diperbarui: 12 Maret 2024   20:28 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tok - tok - tok Suara ketukan pintu diluar kamar yang sederhana dengan ukuran 3 x 2 m, dengan hanya ada satu lemari kayu serta satu meja belajar dan rak buku. Buku - buku yang tertata rapi dirak buku yang sangat banyak.

"Ada apa sih bu ini masih pagi banget kenapa udah ketok - ketok kamar Asih sih.Jam berapa sih kok udah ada yang ketuk - ketuk pintu pagi - pagi gini." Ucap Asih sambil mengerakan kedua tangannya dan memutar badannya kekanan dan ke kiri.

"Lihat jam Nduk ini jam berapa kamu nanti terlambat sekolah lho." Ucap ibu dari luar kamarnya Asih.

Setelah Asih sudah tersadar dari bangun tidurnya ia segera melihat jam tangan yang melingkar di tangan mungilnya. "YaAlloh ini sudah jam 6 aku harus siap - siap berangkat sekolah ini haduh bisa terlambat ini." Asih melompat dari tempat tidurnya dan menendang pintu kamarnya,sambil membawa handuk untuk pergi kekamar mandi. Tanpa Asih sadari iya menabrak ibunya yang berada diluar pintu. "Bruk" ibunya Asih pun sampai terhuyung kebelakang dan hampir jatuh. Tapi itu tidak terjadi karena ibunya masih bisa menjaga keseimbangan. "Maaf bu,Asih tidak senaja, sekali lagi aku minta maaf." Kata Asih sambil terus berlari menuju kamar mandi yang ada didekat dapur.

"Dasar anak perawan, gini ni kalau kebanyakan bergadang kalau malam." Kata ibunya sambil tersenyum kecut karena melihat kelakuan anak perawan satu - satunya itu.

Setelah kejadian itu ibunya Asih melanjutkan menuju dapur karena dia belum selesai memasak untuk sarapan pagi. Masakan ibunya Asih pagi itu seperti biasanya dia memasak makanan kesukaan gadis manisnya itu yaitu oseng tahu dan sayur bayam. dan untuk menu yang lain juga disediakan lauk tempe dan sambal kecap.

Asih merupakan anak gadis yang manis dengan perawakan yang agak tinggi dengan hidung mancung serta kulit kuning langsal dan juga rambut yang panjang lurus sebahu, Dengan wajah oval dan pipi yang berlesung, bibirnya yang tipis menambahkan kecantikannya. Tidak ada laki - laki yang bisa menolak pesonanya. Walaupun banyak lelaki yang mengingkannya tapi sampai sekarang dia masih jomblo. Dia masih menunggu teman waktu kecilnya yang dia cintai dalam diam dan belum mampu mengungkapkannya karena dia terlalu gengsi mengakui cintanya pada teman waktu kecilnya itu.

Sekarang Asih duduk di bangku SMK kelas 1, atau setara dengan sekolah SMA pada masa itu. Dan juga teman yang dia sukai juga satu sekolah dengan Asih tapi hanya beda kelas. Satu tingkat diatasnya.

Asih terlahir dari keluarga sederhana dari pasangan Bu Surti dan Pak Harto. Untuk kegiatan bu Surtin seorang pedangan palawija ( Kunyit, jahe, temulawak, cengkeh, singkong dan lain - lain ). Sedangkan untuk Pak harto ayahnya Asih seorang petani tulen yang banyak menghasilkan hasil bumi yang berlimpah ruah.

"Pak, ini Asih mandinya lama sekali ya hampir 30 menit ini, kok belum selesai ngapain ajah sih." ibunya Asih mulai sebel karena 30 menit belum kelar mandi anak gadisnya.

"Tenang bu namanya juga anak perawan iya begitu kebiasaan lama mandinya." Pak Harto ayahnya Asih meneangkan ibunya. Karena ibunya mulai ngomel - ngomel tidak jelas.

"Iya bela terus anaknya bapak itu." Ucap ibunya Asih dengan nada tinggi sambil mencor - mencor bibirnya. Karena mulai geram dengan anak gadisnya itu.

30 menitan ritual mandinya Asih pun selesai. Dia segera keluar kamar mandi menuju kamarnya sambil berlari kecil. Tanpa iya sadari ibu dan ayahnya memperhatikan tingkah anak gadisnya itu, yang bisa dibilang gadis bar - bar. Asih berlari  Dan segera menuju kamarnya dan berganti bajunya dengan seragam putih abu - abu. Ganti seragam pun sudah selesai Asih segera menuju dapur untuk sarapan. Ibu dan Ayahnya sudah menuju didapur sejak tadi untuk sarapan bersama. Karena itu sudah dilakukan keluarga Asih sarapan bersama. Karena waktu yang indah dalam sebuah keluarga adalah menyempatkan kebersamaan untuk memupuk kasih sayang diantara keluarga. Walaupun itu hanya sekedar makan.

"Wah udah siap aja ini makanan, Ibuku emang the best." Ujar Asih sambil memeluk ibunya dari belakang.

"Iya udah siap lah. Emangnya kamu anak perawan bangunnya kesiangan, gini ni kalau banyak bergadang malamnya. sehabis Sholat Subuh kebiasaan tidur jadi kesiangankan bangunnya." Ibu memarahi Asih karena dia sangat bandel. Tapi iya lakukan semata - mata karena dia sangat sayang kepada anak gadisnya itu.

"Hehehehe maaf ya bu itu kebiasaan Asih." Jawab Asih sambil garuk - garuk belakang kepala yang tidak gatal.

"Udah bu kasian anak kita nanti bisa terlambat kesekolah kalau ibu ngomel terus." Ayah Asih mencoba menghentikan omelan ibunya Asih. Kalau tidak segera di hentikan bisa 7 purnama tidak selesai - selesai. Iya begitulah yang namanya ibu kadang sering marah dan banyak bicara. Walaupun begitu ketahuilah ibu marah itu karena sangat menyanyangi anaknya.

Ibunya Asih pun segera berhenti bicara karena apa yang dikatakan Ayahnya ada benarnya kalau dirinya ngomel terus anak gadisnya bisa terlambat kesekolah. Dan waktu pun sudah hampir menunjukan 6.30 artinya 30 menit lagi pelajaran akan segera dimulai.

"Sini Nduk duduk ayo segera sarapan nanti bisa terlambat kesekolah lho." Suruh ayahnya Asih untuk segera sarapan.

Asih pun tanpa kata - kata lagi segera mengambil piring dan diisi dengan sayur dan lauk pauk yang disediakan. Asih pun sarapan dengan lahapnya. Diikuti oleh ibu dan ayahnya. Pagi itu satu keluarga kecil Asih sarapan bersama.

Setelah semua selesai sarapan ibunya Asih segera membawa piring kotor ketempat cuci piring dan di bantu oleh Asih. Ibu pun mencuci piring kotor tersebut.

"Sini nduk ayah mau bicara." Ayah melambaikan tangan kepada gadis manisnya itu.

"Iya Ayah Asih akan segera kesana." Asih pun menghampiri Ayahnya yang duduk dimeja makan dan Asih pun duduk disampingnya,

"Ayah mau titip pesan sama kamu ya Nduk." Kata Ayah Asih sambil mengelus pujuk rambut Asih yang panjang terurai.

"Iya Ayah mau titip pesan apa ya ?" Tanya Asih sambil memeluk ayahnya dari samping.

"Gini nanti kalau disekolah ketemu Andrian nanti suruh ayah, ibu dan adiknya serta Andrian kesini ya nanti sore, Karena akan ada acara keluarga." Jawab Ayah Asih menyampaikan maksud dan tujuannya kepada Anak gadisnya itu.

"Oke ayahku Sayang pesan ayah akan aku sampaikan nanti kalau ketemu sama Andrian ya."

"Ini uang sakunya." ayah memberikan uang saku kepada gadis manisnya itu.

"Makasih banyak ya ayah, aku sayang Ayah." Sambil menerima uang saku yang diberikan oleh Ayahnya, serta mencium punggung tangan ayahnya.

Setelah itu asih pun menghampiri ibunya yang masih sibuk mencuci piring. "Ibu Asih berangkat dulu ya." Asih pun berpamitan pada ibunya. Dan mencium punggung tangannya.

Ibu pun berkata," Hati - hati ya nduk dijalan."

"Iya bu, makasih doanya. Asih sayang ibu." ucap Asih dan segera keluar dari rumahnya.

"Ayah, ibu Asih berangkat dulu ya." Asih pun berpamitan untuk kesekian kalinya sambil melambaikan tangannya. Dan dibalas oleh kedua orang tuanya yang mengantarkan keberangkatan anak gadisnya itu sampai halaman rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun