Hadis Pada Masa Tabi’in | Fase Ketiga
Generasi tabi’in juga sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadis. Namun tidak seberat apa yang dirasakan oleh para sahabat. Karena pada mas ini Al-Qur’an sudah dikumpulkan dalam satu mushaf, sehingga tidak lagi menghkawatirkan. Kemudian, para sahabat yang ahli dalam ilmu hadis juga telah tersebar ke penjuru wilayah Islam, sehingga memudahkan tabi’in untuk mempelajari hadis-hadis dari mereka.
Oleh sebab itu, masa ketiga ini dikenal dengan masa menyebarnya periwayatan hadis (asr intisar al riwayah). Yaitu masa dimana hadis tidak lagi berpusat di Madinah, akan tetapi telah tersebar di wilayah kekuasaan Islam, yang mana sahabat menjadi tokoh utamanya.
Tidak hanya pada masa Ali bin Abi Thalib terjadinya pemalsuan hadis, pada generasi tabi’in pemalsuan hadis terus berlanjut, tidak hanya sebagai kepentingan politik tetapi menyangkut dengan permasalahan yang ada. Mengahadapi terjadinya kekeliruan dan pemalsuan hadis para ulama mengambil tindakan dengan melakukan beberapa tindakan.
Pertama melakukan seleksi dan koreksi terhadap hadis dari para periwayatnya. Kedua hanya menerima hadis dari periwayat yang terpecaya atau tsiqah saja. Ketiga, menyeleksi atau melalukan penyaringan terhadap hadis-hadis yang diriwayatkan oleh periwayat yang tsiqah. Keempat, menyaratkan tidak adanya syadz atau tidak bertentangan dengan yang lebih tsiqah. Kelima, untuk mengindentifikasi hadis palsu, para ulama meneliti sanad dan rijal al hadits dan bertanya langsung kepada sahabat yang saat itu masih hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H