[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="https://assets.kompas.com/"][/caption]
Bukan merupakan perkara mudah bagi para sejarahwan untuk percaya bahwa Daud dan Salomo adalah dua figur historis. Setidaknya, ini merupakan kesulitan besar pada beberapa dekade yang lampau. Kesulitan ini terindikasi dalam pernyataan terus-terang dari seorang pakar bernama P. Kyle McCarter, demikian:
The Bible is our only source of information about David. No ancient inscription mentions him. No archaeological discovery can be securely linked to him. The quest for the historical David, therefore, is primarily exegetical.
Ditambah lagi dengan rekonstruksi para arkheolog semisal Thomas L. Thompson bahwa Yerusalem baru menjadi sebuah kota dan dengan demikian dapat menjadi ibukota sebuah kerajaan pada pertengahan abad ketujuh SM. Sementara menurut kronologi Alkitab, Daud dan Salomo memerintah + abad kesepuluh SM. Jadi, secara kronologis gambaran mengenai kerajaan Israel yang diperintah oleh Daud dan Salomo tampaknya tidak bersesuaian dengan rekonstruksi ini. Gambaran ini dinilai terlalu "ke belakang" (abad ke-10 SM) ketimbang eksistensi Yerusalem sebagai sebuah kota (abad ke-7 SM). Di samping itu pula, perlu disebutkan bahwa abad kesepuluh SM dianggap sebagai "abad kegelapan" (dark age) karena abad itu adalah abad di mana sumber-sumber tertulis dsb., sangat minim.
Jadi, ada dua isu terpisah di sini: pertama, apakah sudah ada kerajaan di wilayah itu pada abad kesepuluh?; dan kedua, apakah Daud dan Salomo seperti yang tergambar dalam PL merupakan figur-figur historis? Kedua isu ini berkaitan satu sama lain tetapi tidak identik. Membuktikan bahwa ada kerajaan pada abad kesepuluh SM, tidak serta merta membuktikan bahwa Daud dan Salomo adalah dua figur historis.
Science Daily dan Kompas.Com
Saya perlu memberikan pengantar di atas karena saya baru saja membaca berita di science daily yang kemudian disadur ulang oleh Kompas.Com dengan judul: Segel Tanah Liat Ini Bukti Raja Daud dan Salomo Nyata! Disebutkan bahwa para arkheolog dari Mississippi State University, melalui publikasi pada jurnal ilmiah, mengumumkan hasil temuan mereka mengenai segel tanah liat yang dianggap berasal dari abad kesepuluh SM. Segel tanah liat ini dianggap sebagai segel kerajaan dan dengan demikian membuktikan bahwa pada abad itu, telah ada kerajaan di wilayah itu. Perlu dicatat, bahwa segel tanah liat yang ditemukan itu sama sekali tidak mencantumkan nama Daud atau pun Salomo. Segel itu semata-mata mengindikasikan digunakan sebagai stempel kerajaan, tanpa nama figur/tokoh tertentu sama sekali.
Jika begitu, maka klaim para penemu segel itu sebagaimana yang bisa Anda baca di Science Daily maupun dalam sadur ulangnya di Kompas.Com, merupakan klaim yang melampaui bukti yang ada. Segel itu semata-mata mengindikasikan adanya kerajaan di wilayah itu pada abad kesepuluh SM, tetapi sama sekali tidak dapat dianggap membuktikan historisitas figur Daud dan Salomo. Maka, judul tulisan pada Kompas.Com yang semata-mata meneruskan judul postingan di Science Daily itu simply misleading!
Science Daily "membaca terlalu banyak" dari yang bisa diberikan oleh temuan mereka. Dan sayangnya, Kompas.Com meneruskan itu kepada para pembaca berbahasa Indonesia tanpa pertimbangan kritis sama sekali!
Jangan salah paham. Menyatakan seperti di atas, tidak berarti bahwa saya menyangkali Daud dan Salomo sebagai figur-figur historis. Saya justru sangat yakin bahwa keduanya adalah figur historis, tetapi bukan berdasarkan temuan di atas, melainkan berdasarkan temuan-temuan lain!
Temuan-temuan yang Relevan
Tulisan McCarter beberapa dekade lalu yang saya kutip di atas, sekarang tidak lagi benar seluruhnya. Untuk mendapatkan indikasi (bukan bukti langsung) mengenai historisitas Daud dan Salomo, sebenarnya kita memiliki hasil temuan arkheologis yang beberapa akan saya sebutkan secara ringkas di bawah ini.
The Tel Dan Stele
Ini adalah sebuah temuan arkheologis yang diduga berasal dari abad ke-8 SM, kira-kira dua abad sebelum Daud. Dalam temuan ini, ada tulisan yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, berbunyi: "the house of David". Ini adalah sebuah idiom yang merujuk kepada bangsa Yehuda atau sebuah dinasti di bawah pimpinan seorang raja bernama Daud. Meski demikian, temuan ini berjarak + 150 tahun dari masa hidup Daud, maka dianggap masih terlalu jauh untuk diasumsikan sebagai "bukti langsung" mengenai historisitas Daud.
The Mesha Stele
Ini adalah sebuah temuan yang waktunya lebih "dekat" lagi dengan masa hidup Daud dan Salomo yaitu sekitar abad ke-9 SM. Dalam temuan ini, direkonstruksi tulisan berikut:
And the house [of Da]vid dwelt in Horonen [..........] and Kamosh said to me, "Go down! Fight against Horonen." And I went down, and II fought against the town, and I took it; and] Kamosh [resto]red it in my days.
Meski demikian, temuan ini juga tidak terlalu kuat secara langsung membuktikan mengenai Daud karena seperti yang terlihat pada kutipan di atas, bagian-bagian yang dicantumkan dalam kurung [] adalah bagian-bagian yang hilang termakan waktu dan itu semata-mata rekonstruksi para ahli saja. The Soshenq Relief Ada sebuah relief yang ditemukan berisi informasi mengenai Firaun Soshenq yang dalam Alkitab disebut Sisak (1Raj. 14:25-27) yang ditemukan di kuil Amun, Mesir. Temuan ini diberi penanggalan sekitar tahun 925 SM. Relief ini berisi daftar nama raja-raja, yang menurut seorang Egyptologis bernama Kenneth Kitchen, nama Daud terdapat dalam daftar itu. Meski demikian, menurut pakar lain, nama Daud dalam daftar itu tidak sepasti yang direkonstruksi oleh Kitchen. Perlu diinformasikan bahwa temuan-temuan di atas memberikan rujukan tambahan untuk hal-hal lain yang disebutkan dalam PL, namun tidak saya cantumkan di sini mengingat keterbatasan ruang. Indikasi-indikasi Seperti yang sudah digambarkan di atas, harus ditegaskan bahwa tidak ada bukti langsung yang membuktikan historisitas Daud maupun Salomo. Tetapi, kita mendapatkan indikasi-indikasi kuat yang dapat dipahami secara logis untuk dijadikan acuan mempercayai bahwa kedua figur itu adalah figur-figur historis. Steven L. McKenzie mencatat tiga indikasi penting berdasarkan bukti-bukti di atas yang mengarahkan kita kepada keyakinan akan historisitas Daud dan Salomo. Pertama, temuan-temuan di atas memberikan everyday context (konteks sehari-hari) untuk narasi PL mengenai Daud dan Salomo; kedua, temuan-temuan itu menghadirkan kepada kita konteks ekonomis serta lingkungan di sekitar kehidupan Daud; dan ketiga, temuan-temuan itu memberikan paralel-paralel kultural yang bisa dibandingkan dengan kehidupan Daud. Mengakhiri tulisan ini, saya ingin menggarisbawahi sebuah pelajaran penting. Tidak salah untuk meyakini akan satu hal. Tetapi yang membuat itu menjadi sebuah keyakinan yang tidak konstruktif adalah ketika keyakinan itu membuat kita tidak lagi kritis bahkan tendensius dalam membaca bukti-bukti yang ada. Dalam konteks ini, kita mendapatkan contoh spesifik yang tidak boleh diteladani dari Science Daily maupun dari Kompas.Com. Biarkan bukti-bukti itu berbicara bagi diri mereka sendiri dan memberikan signifikansi sejauh yang dapat mereka berikan. Memaksa bukti-bukti itu lebih daripada yang dapat mereka berikan, adalah sebuah sikap yang tidak terpuji. Dan untuk itu, bahkan sebuah keyakinan yang paling rohani sekalipun tidak akan tertolong dengan sikap demikian. Salam Kompasiana! Beberapa referensi penting berkait isu ini:
- James W. Hardin, Christopher A. Rollston, and Jeffrey A. Blakely, "Iron Age Bullae from Officialdom’s Periphery: Khirbet Summeily in Broader Context," Near Eastern Archaelogy Vol. 77, Issue 4 (December 2014);
- Steven L. McKenzie, "Was There a King David? Extrabiblical Sources," in King David: A Biography (Oxford: Oxford University Press, 2000);
- Gerard Gertoux, "David and Solomon's Kingdom: Legend or History?". Catatan khusus: Esai sepanjang 53 halaman ini berisi ulasan yang sangat detail dan rinci mengenai semua bukti-bukti arkheologis mengenai Daud dan Salomo. Gertoux menyimpulkan bahwa bukti-bukti ini mengarahkan kita kepada kesimpulan bahwa historisitis Daud dan Salomo lebih mungkin untuk diterima ketimbang dianggap sebagai legenda/fiksi semata.
- Israel Finkelstein and Neil Asher Silberman, David and Solomon: In Search of the Bible's Sacred Kings and the Root of the Western Tradition (New York: Free Press, 2006).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H