Tentu menyatakan seperti di atas, tidak boleh dijadikan excuse untuk melakukan tindakan kriminal atas nama ketersinggungan agama sekalipun. Setiap kali Anda merasa tersinggung atau dilecehkan lalu mengangkat senjata dan membunuh orang lain, itu adalah kriminalitas!
Maka yang perlu diwaspadai, mereka yang cenderung mempersoalkan mengapa sebaiknya tidak memberi kesan bahwa pembunuhan brutal itu "bisa dipahami". Apalagi secara terang-terangan mendukung aksi brutal itu sebagai sesuatu yang bisa dijustifikasi berdasarkan mengapa-nya.
Terlepas dari sisi hukumnya, secara logis, bersikap demikian berarti Anda jatuh ke dalam sesat pikir bernama tu quoque atau "you too fallacy" atau "two wrongs make a right"!
Di sisi lain, Anda yang ada di wilayah apa, sebaiknya tidak menyepelekan mengapa-nya. Menyepelekan mengapa akan membuat Anda terkesan tidak simpatik terhadap sensitivitas pihak-pihak yang terlecehkan atau yang terhina.
Catatan khusus untuk para atheis
Sebelum mengakhiri catatan personal ini, saya ingin sedikit memberikan caution bagi rekan-rekan atheis. Saya mengetahui persis, mis. Richard Dawkins berargumentasi bahwa kejahatan atas kemanusiaan dipicu oleh agama sebagai faktor mayornya, walau bukan faktor satu-satunya. Tendensi senada juga terlihat dalam komentar Kompasianer yang secara terang-terangan mengaku atheis di beberapa tulisan yang saya hadir di situ untuk berdiskusi.
Substansi idenya adalah bahwa kaum agamawan-lah yang bertanggung jawab terhadap kejahatan atas kemanusiaan yang terjadi selama ini.
Sadly, saya harus mengakui bahwa mereka benar dalam pengertian tertentu. Para crussaders, teroris Muslim, kelompok fundamentalis Hindu di India adalah catatan-catatan pahit yang membuat kita sebagai umat beragama malu. Memalukan namun harus diakui. Diakui untuk kita benahi bersama.
Tetapi, tunggu dulu. Para atheis tidak dapat mencuci tangan sama sekali di sini. Sejarah bukan hanya mencatat kejahatan-kejahatan atas kemanusiaan dari pihak kaum agamawan. Stalin, Pol Pot, komunisme di China, penguasa diktator di Korut adalah catatan-catatan sejarah yang sama pahitnya di pihak atheis!
Dawkin, penulis The God Delusion bahkan menyatakan bahwa jika kita menghitung para pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan baik dari pihak umat beragama maupun pihak atheis, kita akan mendapatkan jumlah yang banyak di kedua sisinya.
Tentu saya tidak menyatakan bahwa baik umat beragama maupun para atheis melakukan kejahatan yang sama, maka it's okay! Tidak sama sekali. Yang saya ingin katakan adalah para atheis tidak fair terhadap bukti-bukti sejarah ketika mereka berkoar-koar seakan-akan kejahatan atas kemanusiaan hanya berasal dari umat beragama!