De gustibus non est disputandum
Saya sengaja menampilkan satu kali lagi, peribahasa dalam bahasa Latin di atas yang berarti "dalam hal selera/cara/gaya, tak [perlu] ada perbantahan."
Peribahasa di atas penting dalam konteks ini ketika orang menyerang pernyataan Jokowi dengan intonasi kepada "cara" atau "style"-nya, namun tak menyimak secara teliti kandungan esensial dari pernyataan Jokowi di atas.
Seperti yang sudah saya kemukakan di atas, seyogyanya kita memiliki ruang fleksibilitas yang cukup untuk membiarkan Jokowi mengekspresikan gaya kepemimpinannya dalam keunikannya. Rakyat Indonesia yang jumlahnya sekian ratus juta, dengan sekian ratus juta pula keinginan dan selera, jika menginginkan bahkan mengharuskan Jokowi memuaskan cara yang kita semua inginkan, betapa terpecah-belahnya tubuh Jokowi untuk memuaskan kita semua!
Dalam terang argumentasi tersebut, cibiran-cibiran di atas mungkin hanya cocok diterapkan di suatu dunia yang entah ada di mana. Saya tidak tahu eksistensi dunia semacam itu. Yang pasti, di dunia ini, tempat di mana kita berpijak dan hidup bahkan boleh meneriakkan cibiran itu, berlaku, sekali lagi, pepatah Latin di atas: de gustibus non est disputandum!