Berjuang melawan kantuk setelah makan sahur itu memang berat. Perpaduan antara kondisi masih mengantuk dengan kenyang setelah makan sahur membuat tubuh dan mata selalu teratur pada bantal, guling dan kasur. Padahal, tidur setelah sahur berarti meninggalkan shalat Subuh dan sunnah-sunnah lainnya.
Saya ingin berbagi tips untuk tetap terjaga sejak sahur sampai waktunya berangkat kerja. Di tempat kerja tentu kita tidak mungkin tidur meskipun mengantuk-ngantuk sedikit. Saat istirahat shalat Dhuhur, kita bisa rebahan dan tidur siang melepas kantuk di musala atau masjid kantor.
1. Jangan bangun mendekati imsak
Jangan bangun terlalu dekat dari waktu imsak. Usahakan bangun satu jam sebelum imsak. Bangun di waktu yang jauh dari imsak bisa memberikan waktu tubuh kita untuk benar-benar siap santap sahur.Â
Setelah bangun, saya segera mandi untuk menyegarkan badan. Setelah itu saya mendirikan salat sunnah Taubat, Tahajjud, Tasbih, dan Hajat. Selanjutnya berdzikir sejenak hingga kira-kira kurang 15 menit waktu dari imsak.
2. Makan sahur secukupnya
Jangan kalap saat makan sahur dengan maksud supaya tidak cepat lapar dan haus. Itu percuma. Karena pada jam 10.00 dan 15.00 rasa haus dan lapar tetap akan datang sedikit atau banyak kita makan sahur.Â
Banyak makan dan minum saat sahur akan membuat perut terasa penuh dan malas. Jika malas sudah datang, pastilah kasur yang ingin didatangi. Dan kalau keinginan itu dilakukan, satu atau dua jam kemudian kita pasti terbangun untuk kencing atau buang air besar. Tapi waktu itu sudah terlewat dari waktu shalat Subuh dan sunnah lainnya.
3. Setelah sahur berangkat ke musala atau masjid
Sebisa mungkin setelah makan sahur usahakan berjalan menuju musala atau masjid. Supaya tidak mengantuk. Shalat di rumah akan menimbulkan rasa kantuk karena dekat dengan kasur. Sedangkan shalat di musala atau masjid akan membuat kita semakin terjaga karena pengeras suara dan bertemu dengan orang-orang atau tetangga.
4. Setelah shalat jangan langsung pulang
Tetaplah di musala atau masjid hingga selesai wirid bersama setelah shalat Subuh. Jika ada kultum, ikuti untuk menambah ilmu dan pahala. Ini akan membuat kita semakin terjaga.
Jika di musala dan masjid mengadakan shalat Isra', ikuti juga. Dengan mengikuti shalat Isra', kita akan keluar dari musala atau masjid dalam keadaan matahari sudah terbit. Sudah tidak mungkin lagi bagi mata kita untuk meneruskan tidur di rumah atau kamar.
5. Mengaji, baca buku, menulis, dan mengedit foto/video
Di bulan puasa biasanya kantor buka lebih siang. Ada toleransi bagi pekerja karena ada waktu sahur. Maka, kalau masih ada waktu senggang sebelum berangkat kerja usahakan berkreasi agar otak kita terjaga. Jika otak terjaga, meskipun kita mengantuk, tidak mungkin bisa tidur.
Mengaji Al-Quran adalah salah satu cara membuat otak dan mata tetap terjaga. Lakukan semampunya, jika masih ada waktu bacalah buku. Saya kebetulan sudah membeli buku baru sebelum masuk Bulan Ramadan. Tujuannya supaya saat waktu senggang saya tidak membuka media sosial saat berpuasa. Karena pasti akan mengurangi pahala puasa.
Membaca buku mungkin bisa membangkitkan rasa kantuk. Jika kantuk datang, solusinya pindah aktivitas. Setelah membaca, waktunya menulis. Saya biasa menulis di Kompasiana untuk tema-tema pengelolaan sampah. Di samping itu memenuhi tantangan Diari Ramadan yang diadakan Kompasiana.
Kalau sudah agak buntu saat menulis, Saya biasanya melihat-lihat foto dan video yang ada di galery handphone. Foto dan video itu kemudian saya editing dengan aplikasi-aplikasi yang menarik. Hasilnya untuk dipublish di media sosial nanti setelah berbuka.
Mengedit foto dan video memakan waktu cukup banyak. Kadang sampai lupa waktu sampai harus terburu-buru untuk bersiap berangkat bekerja. Maka proyek editing foto dan video saya simpan dulu untuk dilanjutkan keesokan harinya. (nra)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H