Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Memahami Konstruksi, Kapasitas, dan Skala Komposter Sampah

27 November 2023   16:35 Diperbarui: 28 November 2023   04:04 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi sampah tanpa komposter akan tercampur baur dan sulit untuk diolah. (Dokumentasi pribadi)

Selanjutnya, dalam proses dekomposisi yang benar maka akan terjadi pematusan. Yaitu proses pemisahan air dari material padatnya. Proses ini terjadi karena kerja dan reaksi mikroba yang melakukan tugas sebagai dekomposer. Hasil dari pematusan inilah yang bisa dipakai sebagai pupuk cair organik (POC) untuk pemakaian sendiri.

Maka itu, komposter yang benar harus dan wajib ada pemisah antara material padat dan cairnya. Supaya dua-duanya bisa dimanfaatkan kembali. Kalau tidak ada pemisahnya, jangan macam-macam. Karena hampir bisa dipastikan sisa cairan dari proses tanpa pemisahan cair dan padat itu adalah lindi. Benda cair bernama lindi itu akan mencemari udara karena bau, merusak tanah karena beracun, dan mencemari air jika masuk ke badan air.

Jadi jangan sembarang menggunakan komposter jika menginginkan hasil yang baik. Kecuali hanya untuk seremonial dan formalitas saja, komposter apa saja bisa dipakai. Mau pakai komposter bolong di bawahnya, bolong di samping atau komposter bag yang dari terpal itu tidak ada masalah. Tapi jika serius untuk mengurai masalah sampah, komposter yang benar yang harus digunakan. Karena jika menggunakan komposter salah, meskipun sama-sama komposternya, masalah bukan makin selesai, namun justru makin besar.

Kapasitas Komposter

Komposter pada dasarnya adalah kebutuhan fundamental dalam pengelolaan sampah. Alat ini adalah kebutuhan individual setiap tempat yang menghasilkan sampah. Karena setiap tempat menghasilkan volume sampah yang berbeda-beda, maka kapasitas komposter harus terukur. Jika tidak, lagi-lagi keberadaan komposter akan sia-sia karena tidak bisa sinkron dengan manajemen pengelolaan dan pengolahan selanjutnya.

Berdasarkan pengalaman di lapangan mendampingi pengelolaan sampah kawasan, kapasitas komposter setidaknya dapat dibagi empat kategori. Yaitu kapasitas kecil, sedang, besar, dan jumbo. Komposter kapasitas kecil untuk rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga 4-5 orang. Kapasitas sedang untuk warung, restoran, tempat ibadah, sekolah, kantor atau kantin. Kapasitas besar untuk hotel, apartemen, wisata, dan industri. Dan komposter kapasitas jumbo digunakan untuk pasar dan sumber sampah lain yang volumenya besar.

Komposter besar untuk skala kawasan dengan kapasitas 200 liter. (Dokumentasi pribadi)
Komposter besar untuk skala kawasan dengan kapasitas 200 liter. (Dokumentasi pribadi)

Mengukur kapasitas komposter harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Dalam kondisi tertentu dibutuhkan lebih dari satu komposter untuk bisa mengatasi sampah organik di suatu kawasan. Atau bisa juga dipakai berbagai kapasitas komposter disesuaikan dengan volume sampah dan kompleksitas timbulan sampah organik.

Kapasitas komposter perlu diukur dengan cermat agar komposter tersebut bisa optimal fungsinya sebagai penahan sampah organik. Menahan sampah organik selama mungkin dengan komposter akan sangat menghemat biaya pengangkutan. Di samping itu pematangan sampah organik sebagai bahan baku pupuk organik berbahan baku sampah organik domestik akan makin baik jika sampah lebih lama dalam komposter.

Skala Komposter

Sebagai kebutuhan fundamental pengelolaan sampah, komposter tidak sepatutnya dipakai untuk skala komunal. Sudah sangat banyak bukti bahwa komposter skala komunal berakhir sia-sia. Komposter bahkan tidak bisa dibagi seperti 1 komposter untuk 2 rumah sumber timbulan sampah. Apalagi sampai 1 komposter untuk dipakai ramai-ramai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun