Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Peluang UMKM Pengelola Sampah Naik Kelas Bersama BRI

5 Desember 2022   08:54 Diperbarui: 5 Desember 2022   09:17 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis sampah rumahan dijalankan ibu-ibu pengelola sampah kawasan desa di Pasuruan. (Dokumentasi YAKSINDO)

Volume itu sangat jauh dari potensi sampah yang ada. Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (Ditjen PSLB3) KLHK pada tahun 2021, volume sampah di Indonesia tercatat 68,5 juta ton dan tahun 2022 naik mencapai 70 juta ton. 

Dari potensi volume sampah yang besar itu, sebenarnya 70-90 persennya bisa didaur ulang secara teknis, biologis, dan energi. Jika pengelolaan sampah optimal dan kemampuan finansial permodalan pengelola sampah mumpuni.

Transformasi BRI sangat berpeluang mendorong kelahiran BRILianpreneur di bidang lingkungan, utamanya pengelola sampah. Sehingga para pengelola sampah dapat bekerjasama dengan kawasan-kawasan timbulan sampah untuk mengelola sampah secara optimal, 90 persen.

Pengelola Sampah Harus Bankable

Bisnis sampah sebagai bisnis unlimited pada dasarnya sama dengan bisnis lain yang menuntut profesionalisme. Tentu belum bisa dikatakan profesional usaha pengelolaan sampah tanpa badan hukum usaha yang legal.

Sangat bisa dipahami bahwa belum bisa optimalnya pengelolaan sampah di Indonesia jika manajemennya belum profesional. Tujuan sirkular ekonomi di antaranya adalah untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan sampah agar meningkat volume collecting dan recycle-nya.

Profesionalisme dapat meningkatkan kepercayaan diri pengelola sampah dan pihak lain. Khususnya pihak yang berpeluang memberikan perbantuan modal. Dalam hal ini perbankan pun akan percaya jika pengelola sampah memiliki perencanaan dan proyeksi yang jelas dan cemerlang.

Untuk itu pengelola sampah harus berbenah diri menjadi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bankable. Agar UMKM pengelolaan sampah dapat naik kelas dan menjadi mitra BRIPahlawanFinansial dan berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas lingkungan dalam sistem yang menyeluruh, sistematis, dan berkelanjutan.

Perbankan seperti BRI yang juga merupakan bagian dari Pemerintah juga pasti akan dengan tangan terbuka bekerjasama mendukung pengelola sampah berkembang. Dengan catatan, segala persyaratan legal dan sistem bisnis yang profesionalisme dipenuhi dan bisa dipertanggungjawabkan.

Pertumbuhan Ekonomi Pemicu Sampah

Sistem daur ulang dalam pengelolaan sampah adalah solusi terbaik untuk mengatasi problem lingkungan karena sampah. Sebab, pertumbuhan ekonomi dan segala efeknya akan menjadi pemicu sampah yang paling utama. Konsumsi akan meningkat dan sulit ditekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun