Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Waktunya Menikmati 114 Menu dari Al-Qur'an

6 April 2022   00:05 Diperbarui: 6 April 2022   05:39 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada bisa mengalahkan bahagianya orang yang menunggu-nunggu Ramadhan karena tahu keutamaannya. Yaitu, adanya kesempatan untuk menjadi bersih kembali, diampuni segala dosanya, mendapat limpahan pahala, dan didekatkan dengan surga. Itulah fasilitas yang ada di bulan Ramadhan, tidak ada di bulan lainnya.

Ramadhan adalah acara prasmanan dari Allah pada hamba-Nya untuk mencicipi dan menikmati berbagai kenikmatan di dalamnya. Terutama kenikmatan 114 menu dari Al-Qur'an. Makanan dan minuman bagi jiwa dan rohani untuk menundukkan dan menjinakkan hawa nafsu yang senantiasa mengaum-ngaum serta untuk menghidupkan jiwa. 

Itulah 114 surat dari Al-Qur'anul Karim untuk dicicipi dan dinikmati supaya menjadi hudan, bayyinah, dan furqon bagi kita semua. Hanya dengan makanan dan minuman dari Al-Qur'an inilah kita bisa menjadi muslim yang bertaqwa sebagaimana tujuan puasa  yang diperintahkan Allah pada Surat Al-Baqarah ayat 183.

Al-Qur'an sebagai hudan berarti petunjuk bagi manusia. Caranya, menjadikan Al-Qur'an sebagai hidayah dan ilmu. Selama Ramadhan perbanyaklah membaca, mendengarkan, dan memikirkan isi Al-Qur'an. 

Mata digunakan untuk membaca Al-Qur'an, telinga digunakan untuk mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, dan otak digunakan untuk memahami Al-Qur'an. Dengan begitu, kita telah menggunakan mata, telinga, dan otak sebagai wasilah untuk mendapatkan hidayah dari Al-Qur'an.

Jika ilmu atau hidayah itu masuk pada dalam hati seorang muslim, maka jadilah khosiyah. Dia akan menjadi seorang yang paling takut dan hanya berharap hanya pada Allah semata. Dari sinilah kita bisa memahami bahwa hanya orang yang berilmu yang memiliki perasaan semacam pada Allah. Yaitu, mereka yang mendapat ilmu dan hidayah dari Allah.

Muslim dengan khosiyah akan berperilaku khusuk, tertib, patuh, dan taat. Dalam sholat dia akan khusuk, pandangannya pada tempat sujudnya. Dan dalam ibadah lainnya seorang yang khosiyah selalu tertib, patuh, dan taat dengan cara terbaik.

Maka dalam kesehariannya, perbuatan seorang dengan khosiyah akan tampak sebagai taqwa. Ketaqwaannya tampak begitu nyata, tidak dibuat-buat atau dipalsukan untuk mendapatkan simpati dari sesama manusia.

Bukan hanya sekadar membaca, mendengarkan, dan memikirkan surat dan ayat-ayat dalam Al-Qur'an, selama Ramadhan kita juga dianjurkan untuk mencari bukti. Bukti tentang kekuasaan Allah dan bukti tentang bahwa Al-Qur'anul Karim memang merupakan firman Allah yang disampaikan melalui Rasulullah Muhammad SAW.

Yang diinginkan Al-Qur'an bukan hanya agar kita membacanya tapi juga agar kita memahaminya sehingga menjadikannya sebagai bayyinah atau bukti atas kekuasaan Allah. Dengan demikian, tidak ada lagi keraguan pada diri tentang kekuasaan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun