Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Potensi Uang yang Hilang Saat Membuang Sampah

12 Februari 2022   11:30 Diperbarui: 12 Februari 2022   11:38 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potensi sampah sebagai bahan baku ekonomi masih banyak terbuang karena sistem tata kelola sampah  belum terwujud. (Dokumentasi pribadi)

Paradigma sampah sekarang sudah berubah. Sampah bukan lagi kotoran yang harus disingkirkan jauh-jauh. Sampah sekarang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai bahan baku ekonomi. Penetapan itu dijadikan tema Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2021 lalu.

Karena paradigmanya sudah berubah, maka setiap kilogram (kg) sampah sekarang sudah bisa dikonversi ke mata uang. Itu berarti, setiap Anda membuang sampah, sama saja Anda membuang uang. 

Meski belum ada rumus baku yang bisa dipakai untuk menghitung jumlah uang yang dibuang saat membuang sampah, setidaknya kita bisa membuat asumsi ekonomisnya. Dimulai dari potensi volume sampah yang ditimbulkan setiap orang per harinya.

Berdasarkan SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan kota sedang di Indonesia, besaran volume timbulan sampah per orang adalah 0,8 kg per hari. Kita asumsikan volume sampah dibulatkan menjadi 1 kg/orang/hari. Untuk memudahkan perhitungan.

Dalam satu keluarga atau rumah tangga (RT) rata-rata terdiri dari 5 orang. Itu berarti setiap hari timbul 5 kg sampah dari RT tersebut. Sebulan berarti timbul 150 kg sampah. 

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komposisi sampah didominasi oleh sampah organik. Yaitu, mencapai 60% dari total sampah. Sampah plastik menempati posisi kedua dengan 14% disusul sampah kertas 9% dan karet 5,5%. Sampah lainnya terdiri atas logam, kain, kaca, dan jenis sampah lainnya.

Hitung sampah persentase terbesar saja. Dalam 1 kg/orang/hari berarti ada 0,6 sampah organik, 0,14 kg sampah plastik, dan 0,09 sampah kertas. Jika dihitung satu RT selama sebulan dihasilkan 90 kg sampah organik, 21 kg sampah plastik, dan 13,5 kg sampah kertas.

Sekarang kita masuk ke konversi keuangan dari sampah organik, plastik, dan kertas. Untuk nilai konversi rupiah dari sampah sesungguhnya tidak ada patokan yang jelas. 

Kita bisa dipakai asumsi nilai rupiah yang paling konservatif. Tidak terlalu tinggi,  tidak terlalu rendah, dan untuk perhitungan ini tidak memandang kategori khusus jenis sampah organik, plastik maupun kertas. Dengan catatan sudah ada perlakuan. Minimal pemilahan sesuai jenisnya.

Untuk sampah organik yang sudah dikelola di RT dengan komposter dan dekomposisinya benar, sampah itu bisa dihargai relatif tinggi. Tapi untuk perhitungan ini minimal kita harga sampah organik itu Rp 500/kg. Sampah plastik yang sudah dipilah dan bersih bisa dihargai rata-rata Rp 1.000/kg. Dan sampah kertas/karton yang sudah dipilah dan bersih bisa dihargai Rp 1.500/kg. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun