Per bulan satu RT penimbul sampah bisa menghasilkan uang dari sampah organik Rp 45.000, sampah plastik Rp 21.000, dan sampah kertas Rp 20.250. Totalnya uang yang bisa dihasilkan RT per bulan jika mengelola sampahnya adalah Rp 86.250.
Sekarang kita coba hitung potensi rupiah dari sampah se kabupaten/kota yang jumlah RT-nya bisa mencapai 300.000 unit. Dalam sebulan, potensi uang dari sampah terkelola mencapai Rp 25.875.000.000.Â
Di Indonesia ada 514 kabupaten/kota. Itu artinya potensi uang dari pengelolaan sampah se Indonesia dalam 1 bulan sebesar Rp 13.299.750.000.000 atau Rp 13 triliun. Jika demikian, berarti dalam 1 tahun potensi perputaran uang dari pengelolaan sampah mencapai Rp 160 triliun.Â
Angka-angka potensi rupiah tersebut  tentu bukan jumlah yang main-main. Jika kita, terutama pemerintah mau serius mengelola sampah dengan komperhensif, menyeluruh, sistematis, dan berkesinambungan.Â
Jumlah dari angka-angka tersebut itulah yang kita buang sehari-hari bersama sampah dari rumah. Ditambah lagi, kita harus membayar sejumlah uang untuk membuang sampah itu. Dan pemerintah juga menghabiskan uang bermiliar-miliar untuk membuang "rupiah" bersama sampah dan menumpuk jadi gunung sampah sia-sia di TPA.
Jika dihitung, potensi rupiah dari sampah memang mencengangkan. Namun di dalam jumlah yang mencengangkan itu butuh kerja yang sepadan. Untuk itulah mengapa sejumlah negara maju sangat menghargai sampah dan menghormati masyarakat penimbul sampah. Karena dari sampah juga menyumbang pergerakan ekonomi negara itu. (nra)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H