Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pentingnya Kasta Wartawan dalam Ragam Media Massa

10 Februari 2022   00:52 Diperbarui: 10 Februari 2022   00:55 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wartawan perlu mendapatkan penghargaan yang tinggi atas karyanya. (Sumber foto: Kompas.id)

Dikotomi Media Sudah Tidak Relevan

Saat ini mengkotak-kotakkan media massa sudah tidak relevan lagi. Media cetak, media elektronik, media online, atau bahkan media sosial secara umum sudah jadi satu kategori : media massa. 

Maka menjadikan wartawan media cetak sebagai wartawan dengan kasta tertinggi, dan menjadikan wartawan media sosial sebagai wartawan kasta terendah tidak akan diterima secara umum. Baik oleh kalangan wartawan sendiri atau masyarakat umum sebagai pembaca.

Pemeringkatan wartawan dalam kasta mungkin lebih bisa diterima jika indikatornya lebih profesional. Misalnya, dikembalikan pada indikator berdasarkan kode etik jurnalis. 

Memang berat mengkastakan wartawan sesuai kode etiknya sendiri. Namun, jika dipahami dengan baik dan benar, maka mungkin wartawan media-media kecil mempunyai kasta yang lebih tinggi daripada media besar dan terkenal. Misalnya karena wartawan media kecil lebih patuh kode etik daripada media besar.

Atau sebaliknya. Media besar, karena wartawannya menjaga nama medianya, menjadi lebih patuh pada kode etik. Maka pantas jugalah dia mendapat kasta tertinggi di kalangan wartawan.

Kompetisi Wartawan Mendapat Kasta Tertinggi

Pembagian kasta selanjutnya harus diimplementasikan, diterapkan, atau jika perlu dikompetisikan. Seperti di Amerika Serikat ada Pulitzer Prize sebagai penghargaan tertinggi karya jurnalistik bagi wartawan media cetak. Termasuk karya lainnya seperti kesenian dan foto.

Perlu Pulitzer Prize ala Indonesia. Untuk memicu karya-karya jurnalistik yang sesuai standard dan mutu kewartawanan. Pemenang penghargaan tertinggi itulah kasta tertinggi wartawan. Jika pemenangnya adalah wartawan media online, maka wartawan media online yang lain akan ikut bangga dan ikut menikmati kasta tersebut.

Demikian juga jika wartawan dari media massa lain yang menang penghargaan itu. Dengan itu mungkin bisa memicu lahirnya wartawan-wartawan yang handal untuk pantas menempati kasta tertinggi di kalangan wartawan. Tanpa terkecuali dan tak dibatasi dikotomi platform media massanya. (nra)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun