Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hubungan Koperasi Pengelola Sampah dengan Kapitalisme

9 Februari 2022   09:22 Diperbarui: 9 Februari 2022   11:47 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sistem koperasi dapat menyatukan semua pihak dalam pengelolaan sampah sesuai kepentingannya. (Dokumentasi pribadi)

Koperasi Ajak Kapitalis Bersahabat

Terbitnya Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8 Tahun 2021 tentang Koperasi Multi Pihak, menjadi babak baru dalam koperasi Indonesia. Sementara PKPS sudah mempraktikkan sistem koperasi multi pihak itu meski belum dilembagakan dengan baik.

Dalam koperasi multi pihak, siapa pun bisa masuk koperasi. Kapitalispun bisa masuk koperasi namun tetap tak akan bisa menguasai koperasi. Ini seperti strategi Art of War : Sun Zu. Mendekati lawan atau musuh.

Pendekatan koperasi pada kapitalis melalui sistem multi pihak bisa menjadi solusi distribusi kapital menjadi lebih luas. Namun, sekaligus menjadi peringatan pada kapitalisme : jika Anda tidak mau bersahabat berarti kita akan bertarung mati-matian.

Sekarang kapitalisme di pengelolaan sampah masih kuat, hidup, dan berkembang. Terutama untuk untuk mempertahankan "permainan" harga bahan baku daur ulang. Jangan heran kalau PKPS sangat dimusuhi.

Sekarang koperasi pengelola sampah itu sudah mulai tumbuh. Pohonnya memang belum kuat. Tapi akarnya dijaga dan dipupuk sendiri bahkan oleh penemunya dengan semangat memperbaiki koperasi dan pengelolaan sampah Indonesia. Monopoli pengelolaan sampah akan tergerus. (nra)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun