Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perusahaan Produsen Jangan Takut EPR Sampah, Rakyat Membayar

8 Februari 2022   06:59 Diperbarui: 8 Februari 2022   07:04 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beragam barang yang ada di pasar mestinya sudah menerapkan EPR, namun belum ada regulasinya. (Dokumentasi pribadi)

Mungkinkah produsen takut EPR karena harus mengeluarkan dana lain-lain? Tidak. Produsen tidak perlu keluar dana, meskipun wajar saja mereka mengeluarkan dana sebagai  tanggung jawab pada sisa produknya berdasarkan polluters pay principal. 

Mungkinkah produsen takut EPR karena takut dana talangan EPR-nya dikorupsi atau diselewengkan? Ini bisa jadi. Namun, yang khawatir soal ini seharusnya bukan produsen. Tapi rakyat yang seharusnya takut, karena mereka yang akan membayar EPR.

Kesimpulannya, sama sekali tidak ada alasan untuk tidak menerapkan EPR di Indonesia. Apalagi masyarakat sekarang sudah sebagian sadar akan lingkungan. Tak akan keberatan membayar EPR dan mungkin mereka tak akan sadar sudah membayar EPR karena sudah menyatu dalam harga produk.

EPR adalah uang rakyat untuk pengelolaan lingkungan. Dan itu akan menjadi solusi untuk pengelolaan sampah Indonesia. Tantangan terberat EPR adalah korupsi di tengah pengelolaannya. Dan potensi kecurangan itu sangat mudah ditutup dengan melibatkan aparat penegak hukum dalam penerapannya. (nra)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun