LSM Lokal Tiru LSM Asing
LSM asing selalu buat program, kegiatan, dan acara yang melibatkan banyak orang. Mereka pintar dalam fund raising atau penggalangan dana. Entah memang benar-benar pintar atau dimudahkan karena LSM asing itu bentukan perusahaan penyumbang dana program, kegiatan atau acaranya.
Tapi, sebagus-bagusnya program dan kegiatan yang dibuat dan dilaksanakan LSM asing, umumnya tak menyentuh persoalan intinya. Hanya di permukaan saja. Sebab, mereka memang tidak punya kepentingan lain di Indonesia selain melaksanakan program, kegiatan atau acaranya itu. Indonesia bukan tanah air mereka.Â
Ada pula LSM asing yang keras pada suatu persoalan, khususnya lingkungan. Saking kerasnya, mereka hanya peduli pada lingkungan saja, sementara hal lain pendukungnya tak digubris. Mereka kecam semua yang merugikan dan merusak lingkungan tanpa memberi solusi sintesa bagaimana menyelesaikan persoalan itu.
Sayangnya, perilaku LSM asing itu kemudian menular pada LSM lokal. Akhirnya banyak program, kegiatan, dan acara tak punya spirit menyelesaikan persoalan sebenarnya. Yang dipentingkan hanya sukses program, sukses kegiatan, sukses acara, sukses dokumentasi, dan sukses pelaporan. Selesai.
Teristimewa dalam permasalahan sampah, hal seperti di atas itu sudah bukan rahasia lagi. Pemerintah pun suka pada yang demikian itu. Media catching dan tampak kepeduliannya. Meskipun masalah sebenarnya tak pernah teratasi.
Sudah banyak LSM asing dan LSM Indonesia sudah bergerak di persampahan. Tapi, tetap saja. Masalah sampah di Indonesia tak berubah dari kondisi sebelum LSM asing dan LSM lokal itu bergerak di persampahan. Karena persoalan sebenarnya tak pernah tersentuh.
Negara Dunia Ketiga Sasaran LSM AsingÂ
Di negara-negara maju LSM digerakkan oleh SDM-SDM berkualitas. Mereka memiliki peran yang begitu kuat sebagai perantara antara rakyat dengan pemerintah. LSM di negara maju menjadi corong rakyat pada pemerintah. Dan menjadi "penerjemah" pemerintah pada rakyat agar kebijakannya berjalan dengan baik.
LSM negara maju itu suka meluaskan jangkauannya ke negara lain. Atas inisiatifnya sendiri atau atas perintah pendananya (bisa jadi perusahaan multinasional tertentu). Yang disasar LSM asing khususnya negara-negara dunia ketiga. Mereka memakai frasa "membantu" negara lain, alih-alih mengintervensinya.
Sebelum LSM asing turun ke negara dunia ketiga, biasanya peneliti diturunkan lebih dulu. Akademisi asing kemudian akan datang ke negara sasaran untuk meneliti isu yang dituju. Hasilnya akan disebar ke mana-mana sampai negara yang diteliti tadi stress. Hingg kemudian negara itu mulai berbenah, termasuk siap menerima bantuan dari LSM asing dari manapun agar masalah yang dihadapinya bisa diselesaikanÂ