Kenapa?
"Saya tidak tahu juga Mas. Mungkin juga banyak driver yang tidak beroperasi. Tapi tidak juga sih Mas, teman saya jalan semua kok," ungkap Danu lagi.
Selesai urusan kampus saya kembali ke penginapan diantar teman. Dan lagi-lagi sesampainya di hotel, saya gagal pesan makanan secara online. Akhirnya saya jalan kaki lagi agak jauh untuk makan Sop Ayam Klaten di dekat Malioboro.
Rezeki Nomplok Becak Motor Yogya
Dari Sop Ayam Klaten saya dijemput teman untuk ngobrol sambil ngopi. Kami minum kopi sambil menikmati lalu lalang ya orang di areal Stasiun Tugu Yogyakarta yang disulap menjadi Selasar Malioboro.Â
Suasana stasiun sungguh ramai. Orang berdatangan membawa tas dan koper bergrup-grup. Dari bawaannya orang-orang ini memang bertujuan wisata di Yogya. Pantas semua hotel full boked.
Menikmati kopi di areal Stasiun Tugu sambil mendengar klakson kereta api memang asyik. Suasana gerimis menambah melankolisnya sore itu."Ini yang orang rindukan dari Yogyakarta," gumam saya dalam hati.Â
Mungkin suasana ini yang digambarkan Kla Project dalam lagunya Yogyakarta: "Ada setangkup haru dalam rindu". Tapi karena hujan, musisi jalanan tak terlihat beraksi.
Lalu, adzan Magrib menyudahi acara ngobrol dan ngopi kami. Kami berpisah dari stasiun karena teman tadi ada acara selepas Maghrib. Dan saya yang berniat naik angkutan dari aplikasi online lagi-lagi gagal mendapatkannya.Â
Satu lagi keputusan yang menurut saya tepat, naik becak motor. Masih seperti dulu, desain becaknya khas Yogyakarta. Luas dan empuk tempat duduknya, pengemudinya pun ramah. Saya naik becak motor sesaat setelah pengemudinya menurunkan penumpang di depan hotel dekat stasiun.