Mohon tunggu...
Nara
Nara Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pendiam dan lebih suka berkomunikasi lewat tulisan. Instruktur di PPPPTK bidang otomotif dan elektronika Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lukman Hakim, Sekolah Dolan, dan Impian Besarnya

20 Januari 2016   10:49 Diperbarui: 20 Januari 2016   13:48 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini, sekolah dolan memiliki lebih dari seratus anak binaan. Dengan tenaga tutor sebanyak 21 orang. Metode pembinaannya sendiri bermacam-macam, tergantung kesepakatan antara pihak sekolah dolan dengan anak dan orang tuanya. 

  1. Community visit, anak-anak berkumpul di basecampe sekolah dolan, di sana mereka belajar bersama-sama
  2. Home visit, pendampingan di rumah. Dilakukan bagi orang tua yang mengajar anaknya secara mandiri, ataupun mendatangkan tutor dari sekolah dolan ke rumah
  3. Distance learning, diperuntukkan bagi anak yang posisinya ada di luar kota, bahkan ada juga yang di luar negeri lho

Untuk mendukung semua kegiatan ini, tentunya diperlukan dana yang tidak sedikit. Namun, Lukman tidak mau memberatkan orang tua dari anak-anak yang didampinginya. Sehingga untuk menopang semua itu, dia juga membuat unit-unit usaha, yaitu budi daya jamur tiram dan beternak kambing.

[caption caption="Foto dok Lukman Hakim | Kambing-kambing inilah salah satu penopang pendanaan di sekolah dolan"]

[/caption]

Homeschooling bukan berarti bisa seenaknya saja dalam belajar. Lukman memiliki aturan yang tegas, yang selalu disampaikan saat ada yang datang dan ingin bergabung dengan sekolah dolan. Harus ada jadwal yang disepakati bersama, ada pemantauan kegiatan dan keterlaksanaan jadwal. Bagi yang tidak mau memenuhi peraturan yang ditetapkan, maka Lukman tidak segan untuk mencoretnya dari daftar anak binaan. 

Untuk ujian kesetaraanpun, Lukman tak mau menerima anak yang tidak memiliki rekam jejak dalam belajarnya. Sering ada yang datang, ingin ikut ujian kesetaraan, tapi tak bisa menunjukkan bukti-bukti fisik kegiatan pembelajaran, maka Lukman pun menolaknya. Ada yang berusaha memberikan sejumlah uang, agak anaknya dapat ikut ujian, namun Lukman tetap teguh memegang prinsipnya. Bukan uang yang dia cari, bukan hanya selembar ijazah yang diburu, tapi proses yang dijalani oleh anak-anak, hingga mereka memperoleh pengetahuan.

[caption caption="Foto dok Lukman Hakim | Suasana Ujian di sekolah dolan"]

[/caption]

Ada banyak suka duka dalam mengelola sekolah dolan. Memperjuangkan supaya anak-anak yang menempuh pendidikan nonformal ini bisa memperoleh pengakuan dari pemerintah, memperoleh pengakuan setara dengan anak-anak yang menempuh pendidikan di jalur formal. Dicurangi pemerintah pun pernah juga. Jadi, ceritanya, komunitasnya pernah terpilih sebagai komunitas inovatif dan berhak untuk memperoleh dana bantuan sekian juta. Tapi ternyata, saat diterima jumlahnya jauh lebih kecil dibanding nominal yang seharusnya, dengan alasan ada potongan ini itu.

Tak mau kalah dengan presidennya, kini Lukman juga punya program blusukan. Dia "berkelana" ke daerah-daerah terpencil, memberikan pendampingan dan kampanye sekolah ramah anak. Walaupun pendamping anak-anak homeschooling, dia tidak lantas anti terhadap sekolah formal. Dia siap bersinergi dengan sekolah formal, untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak.

[caption caption="Foto dok Lukman Hakim | Blusukan kampanye sekolah ramah anak"]

[/caption]

Pendampingan anak homeschooling sudah, membesarkan komunitas sekolah dolan juga sudah. Apa lagi yang diinginkan oleh Lukman? Ternyata keinginannya masih banyak, di antaranya:

  1. Ingin memiliki camp bagi anak-anak berjiwa enterpreneur yang memiliki jiwa kepemimpinan bagus, pandai berkomunikasi, berakhlak mulia dan senang berbagi
  2. Ingin selalu berbagi, baik melalui workshop ataupun blusukan ke berbagai tempat terpencil
  3. Ingin mengembangkan lembaga yang dapat memotivasi orang tua dan tokoh masyarakat supaya berperan dalam pendidikan anak.

Impian besar. Keinginan yang mulia. Semoga dimudahkan untuk mewujudkannya. Semoga tak ada lagi yang nyinyir kala dia bercerita kisah hidup dan impiannya. Semoga tak ada lagi lembaga/pribadi yang memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari keberadaan sekolah dolan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun