Permainan Selingan: Interaksi dan Pembelajaran melalui Tiny Tots Club
Untuk menjaga suasana belajar tetap menyenangkan, sesi belajar diselingi dengan permainan interaktif yang tersedia di situs web Tiny Tots Club, yang juga dikembangkan oleh mahasiswa fasilitator menggunakan Scratch.Â
Siswa dapat memainkan game edukatif yang melatih logika dasar, seperti memandu karakter melalui labirin atau menyelesaikan tantangan untuk mencapai tujuan tertentu. Permainan ini dirancang untuk membangun keterampilan berpikir logis tanpa melibatkan perubahan kode secara langsung.
Proses Belajar: Memahami Logika Pemrograman dengan Cara yang Menyenangkan
Kegiatan dimulai dengan pengenalan singkat tentang apa itu Scratch dan apa yang bisa dilakukan dengannya. Mahasiswa fasilitator menjelaskan elemen-elemen dasar di Scratch seperti sprite (karakter) dan stage (panggung).Â
Anak-anak kemudian bermain game yang telah disiapkan oleh fasilitator, mengikuti petunjuk dan menyelesaikan tantangan yang disajikan dalam permainan. Fokus pembelajaran adalah pada pemahaman konsep urutan instruksi, kondisi, dan pemecahan masalah sederhana.
Hasil Kegiatan: Siswa Antusias dan Terlibat Aktif
Selama kegiatan, anak-anak menunjukkan antusiasme yang tinggi. Meski tidak ada rotasi kelompok, hubungan antara siswa dan fasilitator terlihat semakin kuat seiring berjalannya sesi. Anak-anak dengan cepat memahami konsep-konsep dasar dan menunjukkan kemajuan dalam menyusun logika pemrograman. Saat permainan interaktif di website Tiny Tots Club dimainkan, siswa sangat bersemangat dan aktif berpartisipasi,
Refleksi dan Evaluasi: Efektivitas Pendekatan Kelompok Tetap
Dari pengalaman ini, terlihat bahwa pendekatan kelompok tetap dengan bimbingan intensif dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Anak-anak tidak hanya belajar konsep pemrograman, tetapi juga membangun kerjasama dan kemampuan problem-solving. Selain itu, penggunaan game di website Tiny Tots Club sebagai selingan terbukti efektif dalam menjaga minat anak-anak tanpa mengganggu alur pembelajaran.
Kesimpulan: Menanamkan Literasi Digital yang Bermakna Sejak Dini