Sendiri
Senyap aku sendiri dalam ruang kedap yang bernama kasih sayang
Aku mencoba keluar untuk menghirup udara kehidupan
Layaknya manusia yang tidak akan bisa menjauh dari rasa cinta
Aku masih tersipu kaku dalam gemingan senandung rindu
Bagai warna temaram yang lampau membersamai percakapan kita
Seperti cokelat panas yang dulu menjadi penghangan canda kita
Layaknya senja yang pernah terjatuh dalam lukisan senyummu
Tidak ada satupun manusia lain yang akan mengenali isi tersirat darimu itu
Tak lekang aku mendamba dan menjamumu dalam dekap yang layak
Namun semua itu sirna
Bintang yang pernah membersamai kita kian hilang tenggelam dalam awan
Warna jingga yang pernah menjadikanmu tersipu malu di dalam bahasaku
Dalam genggaman yang pernah kau pasrahkan untuk mimpimu
Kian menjadi hasrat yang kian menyayat
Keadaan ini menjadikanku begitu mati dalam mimpi-mimpi dulu
Patah dan rata dalam sendu yang kian mengadu
Kita menjadi dua orang asing yang tak lagi bertegur sapa
Layaknya aku yang mencoba mengawali untuk tidak peduli
Lalu kau seakan menangis dalam pintaan yang teringin dalam lubuk
Setelahnya kau menjadi manusia yang tidak mengenal arti ada
Bahwa diriku merana dalam kenang yang tidak lagi nyata