Pohon besar tumbang di depan STT Satyabhakti, Karanglo, Jumat Malam (29/11), pukul 18.13, menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya. Pohon yang tumbang akibat hujan deras yang mengguyur kota Malang dan angin kencang  menimpa beberapa kendaraan yang sedang melintas.
 Tragedi ini mengakibatkan dua korban jiwa, yaitu suami istri, Bapak Darmo Wahono dan Ibu Henny Chrystiana, yang dikenal sebagai jemaat di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungsekar, Malang. Meski demikian, dua cucu dari almarhum dan almarhumah yang ikut dalam kendaraan tersebut berhasil diselamatkan dalam kondisi selamat.
SATI di Garda Terdepan
Mahasiswa, dosen, staf, dan alumni SATI segera turun tangan mengevakuasi korban sebelum bantuan resmi tiba. Dengan memanfaatkan alat yang tersedia di kampus, seperti mesin gergaji, parang dan lainnya. Mereka bekerja cepat membersihkan jalan dari batang dan dahan pohon yang menghalangi. Ranting-ranting besar dipotong dan diangkat, memastikan akses jalan dapat segera pulih untuk kendaraan yang terjebak.
"2 anak selamat cewek cowok, langsung diamankan dan masuk ke ambulans," ujar Devli, salah satu alumni SATI yang turut membantu di lokasi. Para mahasiswa SATI Ralvi, Doni, Moris, dan rekan lainnya berhasil mengevakuasi satu korban terlebih dahulu dan membawa korban tersebut ke ambulans. "beta yg berusaha buka itu pintu mobil dan ad orng lagi" ujar Ralvi mahasiswa SATI. Proses penyelamatan korban lainnya membutuhkan upaya ekstra, mengingat posisi pohon yang menimpa kendaraan.Â
Kolaborasi dan Solidaritas
Ambulans, tim PMI, relawan, dan pihak Polresta Malang tiba sekitar 30 menit setelah kejadian untuk melanjutkan proses evakuasi.
Dalam waktu dua jam, proses evakuasi berhasil diselesaikan, meski kemacetan panjang, melumpuhkan jalur utama selama proses berlangsung.
Yanto Nobu, staf SATI yang dikenal atas dedikasinya, memegang peran kunci dalam proses evakuasi. Dengan mesin gergaji (senso) di tangan, ia memimpin pemotongan batang pohon yang menutupi mobil dari arah Surabaya, kendaraan dengan kerusakan paling fatal.
"Yanto dari awal sampai akhir tidak berhenti bekerja. Â Dia terus berusaha sampai tuntas," kata Vesdi, salah seorang rekan di lokasi.
Yanto Nobu juga mengambil posisi strategis untuk memastikan batang pohon yang sudah dipotong dapat dipindahkan tanpa menimbulkan risiko tambahan.Â
Sampai akhir kejadian, mahasiswa, dosen, dan staf SATI terus terlibat aktif. Mereka menyediakan tempat untuk batang pohon yang telah dipotong dan mengamankan kendaraan yang tertimpa di area kampus. Tindakan ini memastikan kendaraan tidak terabaikan, sehingga pengendara dapat melanjutkan perjalanan setelah situasi membaik.
Panggilan untuk Pemerintah
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi Pemerintah Kota Malang untuk segera melakukan penataan ulang pohon-pohon besar di area perkotaan, terutama memasuki musim hujan, libur natal dan akhir tahun. Pemantauan rutin dan tindakan preventif sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Harapan di Tengah Duka
Walaupun meninggalkan duka, tetapi aksi cepat SATI mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. "Seperti khotbah Natal: 'Jangan kamu takut. Supaya kita beritahu banyak orang kesukaan besar dari Tuhan. Jangan takut. Ada Tuhan, ada pertolongan,'" ujar Bu Amelia Rumbiak, menyampaikan pesan penghiburan di tengah tragedi ini.
SATI kembali menunjukkan jati diri sebagai institusi yang tidak hanya mendidik secara rohani, tetapi juga hadir sebagai berkat di tengah masyarakat. Dalam setiap musibah, selalu ada tangan-tangan yang menjadi saluran kasih Tuhan bagi mereka yang membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H