Saat dipimpin oleh Roh Kudus, keberagaman ini justru menyatukan mereka dalam tujuan yang mulia. Keberhasilan ibadah ini menjadi bukti nyata bahwa kesatuan dalam Roh Kudus mengalahkan segala tantangan.
Ibadah ini pun dipenuhi dengan penampilan-penampilan yang menggugah hati. Tarian dari berbagai daerah disajikan dengan penuh semangat, meski sempat ada keraguan di awal.Â
Seperti yang diungkapkan Chara, perwakilan dari Kalimantan, "Padahal saat latihan aku kaku banget, tapi saat tampil kok nggak ya, hehehe..." Inilah cermin dari perjuangan mereka, dimana keraguan berubah menjadi keberanian untuk menunjukkan budaya mereka dengan penuh kebanggaan.Â
Penampilan budaya ini menyentuh hati, terlebih ketika fragmen pantomim dari Maluku dibawakan dengan tarian Toki Gaba-Gaba, diakhiri dengan lagu Jadikan Kami Satu. Penonton pun menikmati fragmen tersebut dengan penuh perhatian, terhanyut dalam alur cerita yang disajikan.Â
Setiap gerakan dan ekspresi dalam tarian tersebut memperlihatkan makna yang dalam, membawa jemaat meresapi pesan persatuan yang disampaikan melalui seni dan budaya.
Khotbah dari Bu Amelia pun memberikan pesan yang ngena bagi seluruh peserta. Ia mengajak mereka untuk membangun komunitas spiritual yang sehat dengan prinsip WELL---Worship, Evangelize, Learn, and Love.Â
Bagi Bu Amelia, komunitas yang baik adalah yang tidak hanya fokus pada ibadah, tetapi juga pada penginjilan, pembelajaran, dan kasih yang saling mendukung. Pesan ini mengingatkan bahwa ibadah ini adalah awal dari perjalanan spiritual yang lebih panjang. Kebersamaan akan mengarungi tantangan bersama dengan hati yang terbuka.