Nabilla berharap akan ada perbaikan dalam sistem pengumuman keterlambatan kereta di masa depan. “Harapannya, pengumuman soal keterlambatan datangnya kereta tuh bisa dikasih tau lebih awal sih,” ungkapnya. Ia juga menyarankan penyebaran satpam lebih merata di stasiun untuk membantu penumpang di peron yang lebih jauh.
Dari kisah Nabilla dan pengamatan di Stasiun Kiaracondong menunjukkan bagaimana dinamika mudik Lebaran bukan hanya waktu yang sibuk dan penuh aktivitas, tetapi juga penuh dengan cerita dan interaksi sosial yang menyentuh hati.
Meskipun memiliki kekurangan dan kelebihan, Stasiun Kiaracondong tetap menjadi titik penting bagi banyak orang untuk kembali ke kampung halaman, membawa harapan dan kenangan baru di setiap perjalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H