Hari Raya Idulfitri yang sudah di depan mata tidak mengurangi riuhnya suasana di Stasiun Kiaracondong (Kircon), Bandung. Stasiun Kircon sehari sebelum Idulfitri masih tampak dipenuhi dengan para pemudik yang hendak kembali ke kampung halaman masing-masing. Banyak cerita pemudik tergabung dalam satu cerita perjalanan yang melelahkan tetapi penuh dengan momen hangat.
Seperti cerita dari seorang mahasiswi yang akan mudik bernama Nabilla. Dia mengaku memilih stasiun Kircon karena lokasinya yang lebih dekat dari tempat tinggalnya dibandingkan ke Stasiun Bandung. “Lebih hemat waktu [karena dekat] dan hemat ongkos sih,” ujar Nabilla menjelaskan alasan utamanya.
Perubahan Pengalaman Mudik dari Tahun-Tahun Sebelumnya
Berbeda dari tahun sebelumnya yang biasa menggunakan mobil pribadi, Nabilla tahun ini mencoba pengalaman baru dengan menggunakan transportasi umum.
“Ini pengalaman baru sih karena pergi [mudiknya] sendiri dan naik kereta, ditambah harus ngerasain kena delay sampai 1,5 jam biasanya nggak pernah,” tambahnya, menggambarkan tantangan yang dihadapinya
Perubahan pengalaman mudik juga dirasakan oleh salah satu porter di Stasiun Kiaracondong. “Iya teh, tahun ini rasanya lebih banyak [pemudik] dari tahun kemaren. Kayak sekarang, udah H-1 Lebaran tapi di sini masih rame,” ujar porter tersebut.
Ia juga mengatakan, banyaknya jumlah pemudik inilah yang mungkin mengakibatkan kedatangan beberapa kereta terlambat dari jadwal seharusnya.
Momen Unik di Stasiun
Salah satu momen yang membuat Nabilla terhibur adalah melihat seorang anak kecil yang berlarian di peron stasiun. “Yang berkesan itu waktu dia sengaja ngejatuhin diri sendiri di aspal sampai nangis, padahal mah nggak ada yang bikin dia jatuh. Hahaha, itu lucu banget sih,” ceritanya sambil tertawa.
Harapan untuk Fasilitas dan Pelayanan di Masa Depan
Nabilla berharap akan ada perbaikan dalam sistem pengumuman keterlambatan kereta di masa depan. “Harapannya, pengumuman soal keterlambatan datangnya kereta tuh bisa dikasih tau lebih awal sih,” ungkapnya. Ia juga menyarankan penyebaran satpam lebih merata di stasiun untuk membantu penumpang di peron yang lebih jauh.
Dari kisah Nabilla dan pengamatan di Stasiun Kiaracondong menunjukkan bagaimana dinamika mudik Lebaran bukan hanya waktu yang sibuk dan penuh aktivitas, tetapi juga penuh dengan cerita dan interaksi sosial yang menyentuh hati.
Meskipun memiliki kekurangan dan kelebihan, Stasiun Kiaracondong tetap menjadi titik penting bagi banyak orang untuk kembali ke kampung halaman, membawa harapan dan kenangan baru di setiap perjalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H