Jaman sekarang banyak orang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat sehingga banyak penyakit yang menghinggapinya, salah satunya adalah serangan jantung. Serangan jantung mungkin kerap kita dengar sebagai penyakit yang mendadak dan bisa terjadi saat kita tidur. Banyak orang yang menyebut serangan jantung sebagai "Sillent Killer".
Serangan jantung adalah gangguan yang terjadi bila pasokan darah ke jantung terhambat. Jika seseorang mengalami serangan jantung, Ia harus ditangani secepatnya agar darah dapat kembali mengalir ke jantung dan sirkulasi darah tidak terganggu. Serangan jantung akan berakibat kematian bila terlambat ditangani. Namun apabila pembaca terdapat dalam situasi seseorang terkena serangan jantung namun rumah sakit jauh, Anda dapat memberikan obat aspirin kepada penderita untuk mengencerkan darahnya.
Saat pasokan darah menuju ke jantung mengalami gangguan, otot jantung juga akan mengalami kerusakan seiring gangguan tersebut. Otot jantung bekerja secara terus menerus memompa darah sehingga ditandai adanya detak jantung. Selain itu cara kerja otot jantung akan berjalan baik apabila supplai darah dalam jumlah cukup. Sehingga bila seseorang mengalami serangan jantung yang berarti pasokan darah ke jantung terhambat maka akan menyebabkan cara kerja otot jantung terganggu yang dapat mengakibatkan kerusakan otot jantung pula.
Serangan jantung memiliki beberapa gejala yang bisa kita rasakan seperti sesak napas, kecemasan yang berlebih, merasa pusing dan lemah, nyeri di bagian dada. Terdapat juga gejala-gejala serangan jantung saat tidur seperti susah tidur nyenyak, detak jantung yang tidak normal, keringat yang berlebihan, dan tubuh merasa sakit. Namun kebanyakan juga tidak khusus dapat dikatakan gejala serangan jantung. Seperti keringat berlebihan di malam hari, hal tersebut juga kadang dianggap sebagai gejala menopause pada wanitta padahal bisa menandakan gejala serangan jantung.
Terhambatnya aliran darah ke jantung dapat disebabkan karena beberapa hal yaitu merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, usia seseorang dan keturunan. Pada anggapan masyarakat sekarang, orang-orang yang memiliki bobot badan yang berat yang akan terkena serangan jantung. Namun sebenarnya, orang yang kurus atau memiliki bobot badan yang kecilpun juga dapat mengalami serangan jantung itu sendiri.
Masyarakat sering menganggap orang gendutlah yang dapat terkena serangan jantung karena salah satu faktor penyebab serangan jantungnya yaitu diabetes dan kolesterol tinggi. Namun tidak semua orang yang diabetes dan kolesterol tinggi memiliki bobot yang besar. Kolesterol sendiri adalah senyawa lemak yang berlilin yang dihasilkan oleh hati dan kadang diperoleh dari makanan yang disebar melalui pembuluh darah. Kolesterol sejatinya dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk sel-sel baru, mencerna lemak, menghasilkan hormon, dan menghasilkan vitamin D. Â Hati memproduksi kolesterol sesuai dengan apa yang kita makan dan aktivitas tubuh kita. Apabila aktivitas tubuh kita banyak maka akan banyak juga kalori yang terpakai sehingga lemak dan kolesterol akan semakin sedikit. Jadi bila seseorang kolesterol belum tentu Ia gendut, kita juga harus melihat dari sisi aktivitas tubuhnya.
Namun sebenarnya penyebab serangan jantung bukan hanya kolesterol tinggi dan diabetes. Penyebab serangan jantung yang dapat terkena pada orang kurus adalah merokok. Sekarang sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat awam untuk merokok, walau sudah banyak palang tentang bahaya merokok di jalan-jalan raya. Orang yang merokok tidak memandang bobot badan mereka, baik kecil maupun besar. Merokok dapat meningkatkan resiko serangan jantung khususnya pada wanita yang sedang mengkonsumsi pil KB.Â
Dalam rokok, terdapat bahan kimia seperti nikotin, tar, benzene, sianida, methanol, ammonia, cadmium, dan arsenik. Salah satu bahannya yaitu Nikotin dapat meningkatkan resiko penggumpalan darah. Sedangkan pil KB dalam dosis tinggi dapat menyebabkan pembekuan darah dan dengan merokok justru menyebabkan penggumpalan darah. Oleh karena darah yang menggumpal, menyebabkan jantung terus dipaksa bekerja memompa dan dapat menyebabkan sakit dada hingga serangan jantung. Namun pria yang merokok juga sama-sama beresiko untuk terkena serangan jantung dua kali lebih besar daripada yang tidak merokok.
Penyebab lain dari serangan jantung adalah diet yang ketat. Banyak remaja jaman sekarang yang berlomba-lomba mendapatkan badan yang langsing dengan cara diet. Diet ketat mampu membuat badan kurus dan terlihat indah. Padahal diet yang ketat dapat berakibat buruk. Mari kita samakan persepsi bahwa diet ketat adalah diet yang melakukan pengurangan kalori sebesar 1.200 kalori dengan tidak memakan apapun seharian. Hal tersebut tidak baik bagi kerja jantung. Dengan diet ketat dapat melemahkan kinerja jantung.Â
Kinerja jantung yang melemah akan mengakibatkan penyakit jantung koroner, apabila sudah hingga menghambat akan menyebabkan serangan jantung. Padahal syarat dari diet yang baik adalah meningkatkan metabolisme tubuh. Diet yang baik bagi jantung adalah dengan tetap makan makanan tinggi serat rendah lemak seperti sayuran dan buah-buahan. Sehingga orang kurus karena berdiet dapat terkena serangan jantung juga.
Penyakit bawaan yang turun menurun juga bisa menjadi penyebab serangan jantung di kalangan orang-orang kurus. Penyakit tersebut adalah jantung koroner. Jantung koroner adalah penyakit dimana pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung mengalami gangguan. Pembuluh darah akan mengalami penyempitan yang disebabkan oleh plak (kolesterol), hingga menyebabkan sesak napas dan bila terjadi hambatan total pasien akan terkena serangan jantung.Â
Ternyata penyakit jantung ini dapat diturunkan dari ayah ke anak. Pewarisan penyakit ini melalui kromosom Y pada laki-laki. Kromosom Y adalah kromosom yang hanya terdapat pada laki-laki. Menurut penelitian, seorang pria yang memiliki varian kromosom Y yang disebut haplogroup I akan beresiko 50 persen lebih tinggi mengalami jantung koroner dibandingkan dengan pria-pria lainnya. Selain itu kadar lipoprotein dalam darah juga menjadi salah satu faktor genetik. Faktor tersebut tidak dapat dirubah sama seperti resiko laki-laki lebih rentan terkena serangan jantung daripada wanita.
Selain resiko yang terjadi berbeda antara laki-laki dan wanita, gejala yang mereka rasakan terkadang berbeda. Menurut Journal Circulation, penelitian mengungkapkan bahwa wanita akan mengalami gejala seperti kelelahan yang tidak biasa, mengalami gangguan tidur, nyeri yang menyebar hingga ke rahang, dan cemas yang berlebihan. Gejala-gejala tersebut banyak diungkapkan terjadi sebulan sebelum mereka terkena serangan jantung. Sedangkan laki-laki akan lebih merasakan gejala seperti detak jantung yang tidak teratur dan gejala serangan jantung pada umumnya.
Selain penyebab fisik dan gaya hidup, stress juga mempengaruhi kesehatan kita, khususnya jantung kita. Pada negara-negara sibuk seperti Amerika, penyebab satu ini paling sering dijumpai. Sehingga menurut Centers of Disease Control, penyakit jantung menjadi penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Stress dapat membuat orang mejadi acuh akan asupan makanannya dan kesehatannya sehingga asal dalam memilih makanan seperti junk food dan makanan berlemak. Makanan tersebut tidaklah baik bagi kesehatan, kolesterol yang terkandung dalam makanan tersebut dapat menyebabkan penumpukkan plak pada pembuluh darah sehingga dapat mengganggu penyuplaian darah ke jantung, bila hambatannya total akan terjadi serangan jantung. Â
Selain itu stress juga dapat membuat tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat kita cek atau ukur dengan menggunakan alat. Tekanan darah yang normal adalah 120/80 mm Hg. 120 menandakan tekanan darah ke seluruh tubuh sedangkan 80 menandakan tekanan jantung saat beristirahat sejenak sebelum memompa kembali. Orang dikatakan hipertensi apabila memiliki tekanan darahnya 140/90 mm Hg  atau lebih. Saat orang terkena tekanan darah tinggi berarti jantung akan harus memompa darah lebih keras.Â
Saat otot diberi beban akan semakin besar, sama seperti jantung yang diberi beban juga akan bertambah besar. Beban yang ditanggung jantung adalah tekanan darah yang tinggi. Membesarnya otot jantung akan menjadikan otot mengalami penebalan. Jika otot dibiarkan menebal  lama-lama akan kaku dan menyebabkan terhambatnya supplai darah ke jantung.
Banyak kasus serangan jantung terjadi pada orang-orang tua, namun bukan berarti anak muda atau usia muda tidak beresiko terkena serangan jantung. Saat tua, kekenyalan pembuluh darah akan bekurang. Sehingga bila saat tua kita tidak dapat menjaga kesehatan darah khususnya, suatu kali bila pembuluh darah menyempit, darah akan sulit melewati jantung dan akibatnya akan terkena serangan jantung.
Banyak kasus serangan jantung yang menyebabkan kematian yang terjadi pada orang-orang kurus, seperti artis Irena Justine dan politisi Adjie Massaid. Bila kita lihat, keduanya sama-sama memiliki bobot badan yang tidak gemuk dan cenderung ideal. Sehingga terbukti bahwa serangan jantung dapat terkena siapapun mau berbadan gemuk atau berbadan kurus.Â
Adjie Massaid terkena serangan jantung saat berolahraga sepak bola. Padahal seperti yang kita tahu olahraga menyehatkan tubuh kita. Namun sebenarnya banyak orang yang tidak memperhatikan kesehatannya sendiri. Orang yang sudah sibuk siang hari biasanya mengambil malam hari sebagai waktu olahraga namun sebenarnya badan mereka sudah lelah. Namun ternyata orang yang mendapat serangan jantung saat berolahraga adalah mereka yang sudah memiliki potensi serangan jantung, misal dari keturunan.
Dengan berolahraga keras akan dapat membuat plak yang berada di pembuluh darah pecah atau rusak. Hal itu disebabkan aliran darah yang deras saat berolahraga. Pecahan plak tersebut akan terbawa hingga ujung pembuluh darah dan menyumbat pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan kematian otot jantung. Darah dan oksigen pun tidak dapat disalurkan sehingga menyebabkan serangan jantung. Bila otot jantung yang mengalami kerusakan luas, lama kelamaan akan mengakibatkan gagal jantung. Gagal jantung beresiko besar kepada kematian.
Jadi dari penjelasan yang sudah dijabarkan dapat diperoleh bahwa serangan jantung dapat terkena pada siapa saja, tidak mengenal bentuk atau berat badan seseorang, karena terdapat penyebab serangan jantung yang tidak mengacu pada orang gendut. Orang gendut beresiko terkena serangan jantung karena kolesterol atau diabetes, sedangkan orang kurus dapat terkena serangan jantung karena gaya hidup mereka sendiri. Gaya hidup yang tidak sehat adalah merokok, alkohol, tidak pernah berolahraga, diet ketat, dan stress.Â
Hal tersebut tanpa kita sadari mempengaruhi kesehatan jantung kita. Kita dapat mencegah terkena serangan jantung dengan menjaga pola makan, pilihlah makanan rendah lemak dan rendah garam. Namun bukan berarti jadi tidak makan garam sama sekali, garam juga penting bagi tubuh. Mengurangi garam bisa dilakukan dengan diet mayo. Jadi mulai sekarang, sayangi jantung anda dengan memulai gaya hidup yang sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H