Nah, QRIS memang terintegrasi dengan berbagai pembayaran digital. Termasuk di tempat wisata. Sehingga kita hanya perlu membawa HP saja guna melakukan pembayaran.
"Kalau aku sih terbantu untuk akuntasi keuangan ya. Jadi, didepan kasir toko, aku sediakan QRIS. Pembeli tinggal pindai saja ketika membayar. Kaya sekarang, aku bisa mengecek transaksi di Banyuwangi padahal aku di Malang," jelas Arief.
Lelaki 27 tahun ini memiliki 8 cabang bisnis kuliner dengan 30 karyawan. Makanya, dia butuh catatan keuangan yang jelas dan rapi guna memudahkan bisnisnya.
"Kalau jual beli rumah gimana?" tanyaku.
"Wah, kalau rumah biasanya pakai bayar langsung via bank. Solanya limit transaksi QRIS terbatas. Tapi kalau beberapa perlengkapan bisa pakai QRIS."jelas Arief.
Ternyata memang QRIS memiliki limit per transaksi hingga 20 juta Rupiah. (3) Oleh karenanya, benar yang disampaikan Arief kalau transaksi yang lebih dari itu harus via bank.
 " Tapi itu untungnya. Sangat dekat dengan UMKM kan kalau transaksi masih dibawah 20 juta,"sambung Arief.
"Kok bisa?"tanya Yuga yang dari tadi hanya geser file foto di HP.
"Jadi UMKM itu kan untungnya kecil, kalau biaya admintrasi dan uang-uang receh bisa masuk dan terdata nanti jadi profi,"jelas Arief lagi.
"Berarti tetap ada kurangnya ya? Termasuk kan tidak semua pakai HP apalagi orang tua,"sambung Roi. "Iya kan juga ada biaya untuk merchant." pungkasnya.
"Iya, sekali lagi uang receh itu berati bagi kita UMKM. Pakai QRIS kan kembalian yang receh bisa masuk kita. Itu tidak sebanding dengan biaya admin. Untungnya lebih banyak ke kita UMKM." jelas Arief.