Mohon tunggu...
NANING Biyati
NANING Biyati Mohon Tunggu... Guru - guru

Humanis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berdiferensiasi

13 Oktober 2024   14:12 Diperbarui: 13 Oktober 2024   14:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

BERBAGI PRAKTIK BAIK

TOPIK

Pembelajaran Berdiferensiasi

 JUDUL

Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Metode Sambel Terasi, Timun Mas dan Gerobak Literasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Keterangan Sambel Terasi (Sambil Belajar Terapkan Literasi), Timun Mas (Titipanmu untuk Masa Depan), Gerobak Literasi merupakan gerobak sederhana yang dimanfaatkan  untuk memajang dan memamerkan hasil karya siswa.

 PENULIS

Naning Sulbiyati, S.Pd.

SMA Negeri 1 Blora

Assalamualaikum, salam sehat dan semangat. Terima kasih telah menyimak tulisan sederhana ini. Semua apresiasi dan dukungan menambah motivasi kami.

  SITUASI 

Pembelajaran berdiferensiasi belum banyak diterapkan di sekolah. Pembelajaran masih didesain seragam, yakni semua siswa dalam satu kelas diberikan materi, tugas, dan penilaian yang sama. Semua siswa dinilai menggunakan kriteria yang sama, tanpa mempertimbangkan perbedaan individu. Hal ini seperti memberikan baju dengan ukuran yang sama untuk semua orang, tanpa mempertimbangkan perbedaan bentuk tubuh masing-masing.

Pembelajaran yang seragam tidak lagi relevan dengan tuntutan zaman. Sebab,  setiap siswa memiliki potensi dan cara belajar yang berbeda. Mereka akan merasa lebih terlibat dan tertantang ketika pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhannya. Selain itu, dunia saat ini menuntut individu yang kreatif, inovatif, dan mampu berpikir kritis.

Selama ini, produk hasil hasil belajar siswa belum terdokumentasi dengan baik. Biasanya hanya bermuara di daftar nilai bapak dan ibu guru. Tentu akan lebih memotivasi siswa apabila produk hasil belajar siswa dipajang dan  dipamerkan sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan. Pameran hasil karya siswa menunjukkan "Timun Mas"  menunjukkan sikap tidak egois dan keinginan untuk berbagi dengan orang lain.. Dampak positif pemeran hasil karya siswa dapat juga menjadi inspirasi bagi siswa lainnya. Melihat karya teman sebayanya dapat menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk lebih kreatif dan berinovasi. Selain dipamerkan, karya-karya siswa dapat didokumentasikan menjadi bagian dari arsip sekolah, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian atau pengembangan kurikulum di masa mendatang.

Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki tantangan sekaligus peluang untuk menyukseskan literasi, mengingat selama ini minat dan kemampuan literasi siswa sangat rendah. Baik membaca buku-buku paket, fiksi, maupun buku-buku nonfiksi. Meskipun dalam setiap kegiatan pembelajaran sudah mengintegrasikan literasi, namun pada kenyataannya hasil yang diperoleh masih jauh panggang dari api. Selain itu, latar  belakang anak juga beragam, sehingga pembelajaran berdiferensiasi perlu diimplementasikan dalam pembelajaran. Hal itu dikuatkan dengan hasil asesmen diagnostik nonkognitif di awal semester gasal serta hasil dari rapor Pendidikan di SMAN 1 Blora tahun 2022.

TANTANGAN 

 Pembelajaran di era kurikulum merdeka mengamanatkan kepada guru untuk menempatkan kepentingan siswa sebagai prioritas utama. Menjadi hal yang sangat menantang bagi guru untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan, kondisi, dan gaya belajar siswa, karena hal tersebut merupakan  kunci keberhasilan dalam menerapkan pembelajaran yang efektif dan berdiferensiasi. Mendesain pembelajaran yang berdiferensiasi menjadi tantangan yang perlu dihadapi dan dicari jalan keluarnya. Jika dirinci lebih detail, tantangan dalam pembelajaran berdiaferensiasi adalah sebagai berikut :

  • Waktu dan Persiapan

Mendesain dan menyusun kegiatan pembelajaran membutuhkan waktu yang cukup untuk merencanakan berbagai aktivitas, materi, dan penilaian yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa. Terutama dalam mencari dan menyiapkan berbagai sumber daya yang relevan untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran yang beragam.

  • Manajemen Kelas

Jumlah siswa yang banyak (seperti yang penulis alami mengajar  288 siswa) membuat guru kesulitan dalam  memberikan perhatian yang cukup kepada setiap siswa, terutama jika jumlah siswa dalam kelas cukup banyak.

  • Evaluasi dan Penilaian

Produk hasil belajar siswa yang beragam tentu saja membutuhkan berbagai instrumen penilaian untuk mengukur pemahaman siswa yang beragam serta membutuhkan waktu yang cukup untuk menilai hasil belajar setiap siswa secara individual.

Tantangan kedua yaitu meningkatkan kemampuan literasi siswa yang rendah. Banyak siswa lebih tertarik pada gawai dan media sosial daripada membaca buku. Siswa juga sering menganggap membaca hanya sebagai tugas yang harus diselesaikan, bukan sebagai aktivitas yang menyenangkan. Jika sejak kecil siswa tidak dibiasakan untuk membaca buku, maka akan sulit bagi mereka untuk mengembangkan minat baca saat mereka tumbuh dewasa. Namun kurangnya minat membaca, bisa jadi disebabkan oleh metode pengajaran yang monoton dan kurang menarik sehingga membuat siswa kehilangan minat untuk membaca.

Tantangan ketiga, yakni ketersediaan buku bacaan yang rendah. Keterbatasan fasilitas sekolah, seperti perpustakaan yang kurang lengkap atau ruang kelas yang tidak nyaman, menjadi kendala dalam meningkatkan literasi.

Tantangan keempat adalah kurangnya apresiasi dan penghargaan terhadap produk hasil belajar siswa. Produk tersebut tersebut hanya sebatas menjadi saksi bisu perjuangan pemiliknya dalam mendapatkan nilai. Dan setelah menjelma menjadi deretan angka di daftar nilai bapak/ibu guru, produk hasil belajar siswa tersebut justru kehilangan nilainya.

AKSI 

Aksi Timun Mas (Hibah Buku) dan Gerobak Literasi

Segala tantangan yang ada dalam proses pembelajaran harus diselesaikan dengan strategi yang tepat dan adaptif agar dapat mewujudkan situasi dan kondisi yang ideal untuk mencapai keberhasilan pembelajaran.

Adapun langkah-langkah aksi yang telah penulis ambil sebagai solusi atas permasalahan di atas adalah :

  • Aksi untuk Mewujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi.
  • Menyajikan konten yang beragam dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuat produk hasil belajar yang beragam sesuai dengan minat, bakat dan kegemarannya. Memanfaatkan teknologi untuk memperkaya kegiatan membaca, seperti e-book, aplikasi membaca, atau media sosial. Ragam konten pembelajaran materi Laporan Hasil Observasi untuk siswa dengan gaya belajar visual adalah buku paket, teks virtual dari e-book dan aplikasi membaca. Siswa dengan gaya belajar auditori disajikan materi dari you tube dengan beberapa canel. Sedangkan kinestetik diberikan materi dalam bentuk scrapbook dan pop up book agar siswa dapat belajar sambil beraktivitas dan bergerak. Untuk mengenali siswa dengan jumlah yang banyak, maka dilakukan pemetaan hasil asesmen diagnostik nonkognitif bekerja sama dengan guru BK.
  • Siswa diberi kebebasan dalam memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan minatnya yang beragam serta memungkinkan mereka menunjukkan pemahaman secara kreatif. Siswa diperbolehkan membuat laporan dalam bentuk eksposisi, video, infografis, demonstrasi langsung, atau presentasi. Guru memberikan batasan penilaian yang jelas dan berkeadilan. Rubrik penilaian disusun dengan mengeksplorasi sumber-sumber yang ada di internet.
  • Aksi Meningkatkan Kemampuan Literasi
  • Penerapan strategi Sambel Terasi (Sambil Belajar Terapkan Literasi). Kemampuan literasi yang ditingkatkan yakni literasi informasi, digital, sains, dan literasi teknologi. Dalam mengeksplorasi konten, siswa dapat berselancar di dunia maya untuk mencari berbagai informasi terkait objek yang diteliti dalam observasi baik melalui e-book, aplikasi membaca maupun media sosial. Literasi sains dapat ditingkatkan dengan memilih objek penelitian dengan segala informasinya yang berkaitan dengan fenomena alam dan lingkungan sekitar. Sedangkan literasi teknologi dapat diimplementasikan dalam pembuatan video dokumenter sederhana tentang laporan hasil observasi yang dilakukan. Literasi teknologi memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat digital dan memanfaatkan berbagai layanan online untuk mempublikasikan hasil karyanya.
  • Aksi untuk Dokumentasi Produk Hasil Belajar dan Keterbatasan Ketersediaan Buku di Sekolah.
  • Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan aksi Timun Mas (Titipanmu Untuk Masa Depan) yaitu program Hibah Buku hasil karya siswa (misalnya kumpulan esai, artikel, teks prosedur, anekdot, laporan hasil penelitian, dll). Selain produk hasil belajar siswa, buku-buku yang disumbangkan bisa juga berupa buku referensi yang memperkaya wawasan. Program hibah buku ini bukan sekadar menyumbangkan buku saja namun dapat melatih sikap agar memiliki sikap tidak egois dan keinginan untuk berbagi dengan orang lain.
  • Aksi untuk Apresiasi Karya Siswa.
  • Gerobak Literasi menjadi jawaban untuk mengapresiasi dan memberi penghargaan terhadap hasil karya siswa. Gerobak ini dapat dimanfaatkan untuk memajang dan memamerkan hasil karya siswa berupa buku, scrapbook, atau prototipe produk. Sedangkan karya berupa video dapat diubah menjadi barcode atau link untuk di tempel di gerobak tersebut. Gerobak dapat didorong berpindah ke tempat-tempat strategis tempat siswa-siswi berkumpul saat istirahat. Gerobak Literasi dapat juga didorong ke sekolah terdekat untuk berkolaborasi membangun literasi siswa. Untuk menjaga keutuhan buku, maka siswa yang meminjam harus menulis buku peminjaman. Pengaturan sirkulasi buku dilakukan oleh komunitas Aksi Tanggap Literasi yang di ketuai oleh duta literasi sekolah.

HASIL

 Setelah aksi tersebut diterapkan dalam pembelajaran dan untuk menjawab berbagai tantangan, maka  didapatkan fakta-fakta sebagai berikut :

Pembelajaran berdiferensiasi konten, proses, dan produk dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna pada siswa. Siswa merasa pembelajaran lebih menyenangkan dan sesuai dengan keinginan mereka.

Penerapan strategi Sambel Terasi mendorong siswa untuk mengeksplorasi materi dengan lebih mendalam. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran membuat siswa mengakses informasi dengan luas dan beragam dari berbagai sumber. Seolah memberikan angin segar yang membuat siswa lebih bersemangat. Ketika saya beri kesempatan untuk mengakses internet dan mencari informasi sesuai alamat yang saya berikan, siswa lebih antusias. Mungkin  siswa merasa bahwa  pembelajaran lebih personal, di mana siswa dapat belajar dengan kecepatan dan gaya mereka sendiri. Situasi pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif melalui animasi, video dan simulasi membuat siswa  tidak merasa bosan mengikuti pelajaran.

Aksi Timun Mas telah membuahkan hasil, ada 112 buku di sumbangkan ke Perpustakaan Lentera Ilmu SMAN 1 Blora. Selain buku hasil karya siswa, juga buku-buku referensi milik pribadi. Tentu saja sumbangan siswa tersebut sangat bermanfaat untuk mengurai keterbatasan buku di perpustakaan. Dan pada HUT SMAN 1 Blora telah dilaunching 100 buku karya siswa dan guru.

Keberadaan Gerobak Literasi memberikan andil besar dalam usaha mengapresiasi hasil karya siswa. Gerobak Literasi menjadi sarana yang praktis dan adaptif untuk memajang dan memamerkan produk hasil belajar siswa. Siswa dapat dengan leluasa mengakses buku dan membacanya di taman terbuka hijau, di gazebo, maupun di bangku taman sekolah. Siswa juga sama sekali tidak merasa malu saat teman-temannya yang berbeda kelas mengakses video hasil karya mereka melalui barcode yang terpasang. Gerobak Literasi terbukti menjadi sarana yang efisien untuk memamerkan hasil karya siswa kepada warga sekolah.

REFLEKSI 

Setelah dilakukan refleksi diperoleh fakta-fakta :

a.   Dampak bagi diri penulis :

Menjadi lebih bersemangat menyajikan konten yang beragam dan bahagia melihat siswa belajar dengan senang dan nyaman.

Lebih percaya diri menjadi guru yang era teknologi.

Lebih bersemangat untuk mengupdate diri agar dapat menyajikan pembelajaran yang bermakna bagi murid.

b.   Bagi siswa :

Siswa menjadi termotivasi untuk berliterasi

Siswa merasa bahwa dalam dirinya tumbuh rasa peduli untuk ikut berbagi buku dan termotivasi menyumbangkan buku selain buku hasil belajar.

Siswa merasa senang dan bangga saat karya mereka  pajang di gerobak literasi dilihat dan dibuka-buka oleh teman-temannya dari kelas lain.

Siswa termotivasi dan merasa senang belajar di kelas saat dipersilakan memanfaatkan HP.

Siswa merasa mendapatkan pengalaman bermakna saat melakukan observasi terhadap berbagai objek dan fenomena alam dan menyusun laporannya. Mereka menyadari bahwa belajar itu bisa kapan saja dan dimana saja.

Senang rasanya menyelesaikan tulisan ini, semoga praktik baik ini bermanfaat dan menjadi sumbangsih sederhana dalam dunia pendidikan.

Terima kasih.

 

Karya ini telah dibagikan :

https://www.youtube.com/watch?v=yOkTeLx6KwE (desiminasi Gerobak Literasi dan Timun Mas saat loka panen karya CGP angakatan 7)

https://youtu.be/gqOoDuZ4sCA

https://www.kompasiana.com/naningbiyati9797/dashboard/write

https://www.kompasiana.com/naningbiyati9797/dashboard/write

https://senangberbagioke.blogspot.com/2024/10/berbagi-praktik-baik-topik-pembelajaran.html

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun