Tantangan keempat adalah kurangnya apresiasi dan penghargaan terhadap produk hasil belajar siswa. Produk tersebut tersebut hanya sebatas menjadi saksi bisu perjuangan pemiliknya dalam mendapatkan nilai. Dan setelah menjelma menjadi deretan angka di daftar nilai bapak/ibu guru, produk hasil belajar siswa tersebut justru kehilangan nilainya.
AKSIÂ
Aksi Timun Mas (Hibah Buku) dan Gerobak Literasi
Segala tantangan yang ada dalam proses pembelajaran harus diselesaikan dengan strategi yang tepat dan adaptif agar dapat mewujudkan situasi dan kondisi yang ideal untuk mencapai keberhasilan pembelajaran.
Adapun langkah-langkah aksi yang telah penulis ambil sebagai solusi atas permasalahan di atas adalah :
- Aksi untuk Mewujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi.
- Menyajikan konten yang beragam dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuat produk hasil belajar yang beragam sesuai dengan minat, bakat dan kegemarannya. Memanfaatkan teknologi untuk memperkaya kegiatan membaca, seperti e-book, aplikasi membaca, atau media sosial. Ragam konten pembelajaran materi Laporan Hasil Observasi untuk siswa dengan gaya belajar visual adalah buku paket, teks virtual dari e-book dan aplikasi membaca. Siswa dengan gaya belajar auditori disajikan materi dari you tube dengan beberapa canel. Sedangkan kinestetik diberikan materi dalam bentuk scrapbook dan pop up book agar siswa dapat belajar sambil beraktivitas dan bergerak. Untuk mengenali siswa dengan jumlah yang banyak, maka dilakukan pemetaan hasil asesmen diagnostik nonkognitif bekerja sama dengan guru BK.
- Siswa diberi kebebasan dalam memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan minatnya yang beragam serta memungkinkan mereka menunjukkan pemahaman secara kreatif. Siswa diperbolehkan membuat laporan dalam bentuk eksposisi, video, infografis, demonstrasi langsung, atau presentasi. Guru memberikan batasan penilaian yang jelas dan berkeadilan. Rubrik penilaian disusun dengan mengeksplorasi sumber-sumber yang ada di internet.
- Aksi Meningkatkan Kemampuan Literasi
- Penerapan strategi Sambel Terasi (Sambil Belajar Terapkan Literasi). Kemampuan literasi yang ditingkatkan yakni literasi informasi, digital, sains, dan literasi teknologi. Dalam mengeksplorasi konten, siswa dapat berselancar di dunia maya untuk mencari berbagai informasi terkait objek yang diteliti dalam observasi baik melalui e-book, aplikasi membaca maupun media sosial. Literasi sains dapat ditingkatkan dengan memilih objek penelitian dengan segala informasinya yang berkaitan dengan fenomena alam dan lingkungan sekitar. Sedangkan literasi teknologi dapat diimplementasikan dalam pembuatan video dokumenter sederhana tentang laporan hasil observasi yang dilakukan. Literasi teknologi memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat digital dan memanfaatkan berbagai layanan online untuk mempublikasikan hasil karyanya.
- Aksi untuk Dokumentasi Produk Hasil Belajar dan Keterbatasan Ketersediaan Buku di Sekolah.
- Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan aksi Timun Mas (Titipanmu Untuk Masa Depan) yaitu program Hibah Buku hasil karya siswa (misalnya kumpulan esai, artikel, teks prosedur, anekdot, laporan hasil penelitian, dll). Selain produk hasil belajar siswa, buku-buku yang disumbangkan bisa juga berupa buku referensi yang memperkaya wawasan. Program hibah buku ini bukan sekadar menyumbangkan buku saja namun dapat melatih sikap agar memiliki sikap tidak egois dan keinginan untuk berbagi dengan orang lain.
- Aksi untuk Apresiasi Karya Siswa.
- Gerobak Literasi menjadi jawaban untuk mengapresiasi dan memberi penghargaan terhadap hasil karya siswa. Gerobak ini dapat dimanfaatkan untuk memajang dan memamerkan hasil karya siswa berupa buku, scrapbook, atau prototipe produk. Sedangkan karya berupa video dapat diubah menjadi barcode atau link untuk di tempel di gerobak tersebut. Gerobak dapat didorong berpindah ke tempat-tempat strategis tempat siswa-siswi berkumpul saat istirahat. Gerobak Literasi dapat juga didorong ke sekolah terdekat untuk berkolaborasi membangun literasi siswa. Untuk menjaga keutuhan buku, maka siswa yang meminjam harus menulis buku peminjaman. Pengaturan sirkulasi buku dilakukan oleh komunitas Aksi Tanggap Literasi yang di ketuai oleh duta literasi sekolah.
HASIL
 Setelah aksi tersebut diterapkan dalam pembelajaran dan untuk menjawab berbagai tantangan, maka  didapatkan fakta-fakta sebagai berikut :
Pembelajaran berdiferensiasi konten, proses, dan produk dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna pada siswa. Siswa merasa pembelajaran lebih menyenangkan dan sesuai dengan keinginan mereka.
Penerapan strategi Sambel Terasi mendorong siswa untuk mengeksplorasi materi dengan lebih mendalam. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran membuat siswa mengakses informasi dengan luas dan beragam dari berbagai sumber. Seolah memberikan angin segar yang membuat siswa lebih bersemangat. Ketika saya beri kesempatan untuk mengakses internet dan mencari informasi sesuai alamat yang saya berikan, siswa lebih antusias. Mungkin  siswa merasa bahwa  pembelajaran lebih personal, di mana siswa dapat belajar dengan kecepatan dan gaya mereka sendiri. Situasi pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif melalui animasi, video dan simulasi membuat siswa  tidak merasa bosan mengikuti pelajaran.
Aksi Timun Mas telah membuahkan hasil, ada 112 buku di sumbangkan ke Perpustakaan Lentera Ilmu SMAN 1 Blora. Selain buku hasil karya siswa, juga buku-buku referensi milik pribadi. Tentu saja sumbangan siswa tersebut sangat bermanfaat untuk mengurai keterbatasan buku di perpustakaan. Dan pada HUT SMAN 1 Blora telah dilaunching 100 buku karya siswa dan guru.
Keberadaan Gerobak Literasi memberikan andil besar dalam usaha mengapresiasi hasil karya siswa. Gerobak Literasi menjadi sarana yang praktis dan adaptif untuk memajang dan memamerkan produk hasil belajar siswa. Siswa dapat dengan leluasa mengakses buku dan membacanya di taman terbuka hijau, di gazebo, maupun di bangku taman sekolah. Siswa juga sama sekali tidak merasa malu saat teman-temannya yang berbeda kelas mengakses video hasil karya mereka melalui barcode yang terpasang. Gerobak Literasi terbukti menjadi sarana yang efisien untuk memamerkan hasil karya siswa kepada warga sekolah.