Dalam hal konten, guru dapat menggunakan alat penilaian diagnostik awal dan berkelanjutan untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa dan memanfaatkan data penilaian untuk merancang rencana pembelajaran yang lebih spesifik dan personal. Materi ajar yang sudah tersedia secara online atau di perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan, serta bekerja sama dengan guru lain untuk membuat dan berbagi materi ajar yang sesuai dengan berbagai tingkat kemampuan siswa.Â
Pembelajaran berdiferensiasi dapat diterapkan dalam kerangka kurikulum yang ada dengan membuat penyesuaian kecil yang memungkinkan fleksibilitas, dan bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mencari cara agar kurikulum dapat lebih adaptif terhadap kebutuhan siswa. Penggunaan teknologi pendidikan seperti aplikasi dan platform online yang menyediakan akses ke berbagai bahan ajar juga dapat dimaksimalkan. Guru dapat mengajukan permohonan dana atau hibah untuk mendapatkan sumber daya tambahan jika diperlukan.
Untuk produk, guru perlu mengembangkan rubrik penilaian yang jelas dan adil yang mencakup berbagai bentuk produk pembelajaran, serta melibatkan siswa dalam proses penilaian untuk membantu mereka memahami kriteria penilaian. Penting untuk menjelaskan kepada siswa dan orang tua tentang tujuan dan manfaat diferensiasi produk, serta bagaimana standar yang berbeda ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan individu, karena transparansi dalam komunikasi sangat penting. Keterampilan dan kreativitas guru dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan workshop, serta menggunakan contoh produk dari kelas sebelumnya sebagai inspirasi dan panduan. Teknologi dapat digunakan untuk mengelola dan menilai produk siswa, seperti platform pembelajaran online yang memungkinkan pengumpulan dan penilaian tugas secara efisien, serta mengatur jadwal penilaian yang realistis dan teratur.
Dalam pengembangan keterampilan sosial dan emosional (KSE), seperti mindfulness, guru dapat mengintegrasikannya secara bertahap dan mengaitkannya dengan kegiatan yang menarik bagi siswa. Menjelaskan manfaat mindfulness dengan cara yang relevan bagi mereka, seperti peningkatan fokus dan pengurangan stres, juga penting. Alat penilaian kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan untuk mengukur perubahan dalam kompetensi sosial dan emosional siswa, serta mendokumentasikan cerita sukses dan testimoni siswa sebagai bukti dampak positif dari implementasi KSE.
Referensi:
Depdiknas. (2008). Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Kemendikbud. (2022). Kurikulum Merdeka: Panduan Implementasi di Sekolah. Jakarta: Kemendikbud.
Tomlinson, C. A. (2017). How to Differentiate Instruction in Academically Diverse Classrooms. Alexandria, VA: ASCD.
Uno, H. B., & Mohamad, N. (2014). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyuni, S. (2020). Pembelajaran Berdeferensiasi dalam Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 5(1), 1-12.
Khristiani, Heny dkk. (2021) Model Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi. Pusat Kurikulum dan PembelajaranÂ