Mohon tunggu...
NANING Biyati
NANING Biyati Mohon Tunggu... Guru - guru

Humanis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Berdiferensiasi

5 Juli 2024   21:59 Diperbarui: 5 Juli 2024   22:29 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Selain aspek-aspek tersebut, keterampilan sosial emosional (KSE) juga perlu dikembangkan dalam penerapan kurikulum merdeka. KSE meliputi keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan, belajar, dan sikap mengenai aspek sosial dan emosional. Salah satu KSE yang penting adalah kesadaran penuh (mindfulness), yang melibatkan memberikan perhatian secara sengaja terhadap kondisi saat ini dengan penuh penerimaan. Mindfulness membantu siswa menerima dan mengatasi pikiran, perasaan, atau sensasi yang menyakitkan atau mengganggu untuk dimaknai menjadi hal yang positif. 

Visualisasi dari pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan memotret anggota kelompok dan memperkenalkan mereka yang melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan jenisnya, serta memvisualisasikan proses pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Ini membantu dalam memahami dan mengapresiasi upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan efektif.

Hambatan Pembelajaran Berdiferensiasi

Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi mencakup berbagai aspek, termasuk diferensiasi proses, konten, dan produk, serta implementasi keterampilan sosial dan emosional (KSE) seperti mindfulness.

Dalam diferensiasi proses, beberapa hambatan utama yang sering dihadapi guru adalah keterbatasan waktu, manajemen kelas, sumber daya, dan pelatihan guru. Merencanakan dan mengimplementasikan berbagai kegiatan belajar yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa membutuhkan waktu yang signifikan, dan guru sering kali merasa terbatas oleh waktu kelas yang ada. Mengelola kelas di mana siswa bekerja pada berbagai kegiatan secara bersamaan juga bisa menjadi tantangan besar, karena guru harus memastikan bahwa semua siswa tetap fokus dan terlibat. Selain itu, tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang cukup untuk menyediakan berbagai kegiatan belajar yang diperlukan, seperti bahan ajar tambahan atau alat peraga yang mungkin dibutuhkan. Banyak guru mungkin juga belum mendapatkan pelatihan yang memadai tentang bagaimana mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi proses secara efektif, sehingga menghambat kemampuan mereka untuk merancang dan menjalankan kegiatan belajar yang berbeda.

Dalam diferensiasi konten, hambatan yang sering dihadapi meliputi identifikasi kebutuhan siswa, pembuatan materi ajar, keseragaman kurikulum, dan sumber daya terbatas. Mengetahui secara tepat kebutuhan dan tingkat kemampuan setiap siswa dapat menjadi sangat sulit, terutama di kelas besar, dan proses ini membutuhkan penilaian yang mendalam dan berkelanjutan. Mengembangkan atau mencari materi ajar yang sesuai dengan berbagai tingkat kemampuan dan minat siswa juga memerlukan banyak waktu dan usaha, dan banyak guru kesulitan menemukan atau membuat materi yang memadai. Kurikulum yang ketat dan kurang fleksibel dapat menyulitkan guru untuk menyesuaikan konten pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individu siswa, karena mereka mungkin merasa terikat oleh tuntutan kurikulum standar. Sama seperti dalam diferensiasi proses, kurangnya akses ke sumber daya pendidikan yang beragam juga bisa menjadi hambatan besar, karena guru mungkin tidak memiliki cukup buku, perangkat teknologi, atau bahan lainnya yang dibutuhkan.

Dalam diferensiasi produk, hambatan utama yang sering dihadapi adalah penilaian yang adil, standar yang berbeda, keterampilan guru, dan waktu serta logistik. Menilai hasil belajar yang berbeda dari siswa yang berbeda dengan cara yang adil dan konsisten bisa menjadi sulit, karena guru harus mengembangkan rubrik penilaian yang bisa mengakomodasi berbagai bentuk hasil kerja. Menetapkan standar yang berbeda untuk produk yang berbeda mungkin tampak tidak adil bagi sebagian siswa atau orang tua, dan hal ini bisa menimbulkan kebingungan atau ketidakpuasan. 

Guru perlu memiliki keterampilan dan kreativitas untuk merancang berbagai jenis produk belajar yang dapat mengukur pemahaman siswa secara efektif, namun tidak semua guru merasa nyaman atau terampil dalam melakukan ini. Mengelola dan mengevaluasi berbagai jenis produk dari banyak siswa juga membutuhkan waktu dan usaha yang lebih banyak, serta logistik dalam mengumpulkan, menilai, dan memberikan umpan balik yang menjadi tantangan tersendiri.

Dalam implementasi keterampilan sosial dan emosional (KSE), seperti mindfulness, hambatan yang dihadapi meliputi kurangnya pemahaman dan pelatihan tentang cara mengintegrasikan keterampilan ini dalam kurikulum. Mindfulness melibatkan memberikan perhatian secara sengaja terhadap kondisi saat ini dengan penuh penerimaan, dan membantu siswa menerima dan mengatasi pikiran, perasaan, atau sensasi yang menyakitkan atau mengganggu untuk dimaknai menjadi hal yang positif. Implementasi mindfulness dan KSE lainnya memerlukan pemahaman mendalam serta dukungan dari sekolah dan komunitas pendidikan.

Solusi Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas

Sebagai upaya untuk mendukung proses pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat menggunakan pendekatan yang lebih terstruktur dengan memanfaatkan template atau model pembelajaran yang sudah terbukti efektif, sehingga dapat menghemat waktu perencanaan. Penggunaan teknologi seperti aplikasi pembelajaran yang disesuaikan dengan diferensiasi juga dapat membantu. Strategi manajemen kelas yang efektif, seperti pembelajaran berbasis stasiun atau kerja kelompok dengan aturan dan tanggung jawab yang jelas, sangat diperlukan. Pelatihan dalam manajemen kelas yang difokuskan pada pembelajaran berdiferensiasi juga dapat membantu. Guru dapat mencari sumber daya gratis atau murah secara online, seperti bahan ajar dari situs pendidikan atau aplikasi pembelajaran, dan berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk berbagi sumber daya. Selain itu, guru disarankan untuk mengikuti pelatihan dan workshop khusus tentang pembelajaran berdiferensiasi, dan sekolah dapat mendukung dengan menyediakan pelatihan internal atau memfasilitasi guru untuk menghadiri pelatihan eksternal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun