Mohon tunggu...
NANING Biyati
NANING Biyati Mohon Tunggu... Guru - guru

Humanis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka: Manajemen Diri dengan Puisi

4 Juli 2024   13:27 Diperbarui: 4 Juli 2024   13:32 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Strategi kedua yakni mengajak siswa untuk menulis puisi sebagai sarana ekspresi diri. Pada tahap ini guru dapat mendorong siswa untuk menulis puisi mereka sendiri tentang emosi, pengalaman, dan refleksi diri. Guru cukup memberikan panduan dan contoh bagaimana menulis puisi yang efektif untuk mengekspresikan emosi. Kegiatan menulis puisi tersebut harus difasilitasi dengan ruang kelas yang nyaman dan suportif untuk siswa berekspresi, sehingga siswa dapat menggunakan puisi yang dibuat sebagai alat untuk membangun kepercayaan diri dan mendorong eksplorasi diri.

Jika memungkinkan, guru dapat mendesain pembelajaran kaya akan aktivitas nteraktif dan kreatif. Misalnya dengan mengadakan permainan peran atau drama berdasarkan puisi untuk membantu siswa memahami dan mengekspresikan emosi hingga mereka mampu menciptakan kolase atau karya seni visual yang terinspirasi oleh puisi dan tema manajemen diri. Siswa  dapat menggunakan musik atau gerakan untuk membangun suasana hati dan meningkatkan pemahaman puisi. Beberapa siswa dapat mendemonstrasikan puisi yang ditulis di depan kelas sebagai sarana menunjukkan eksistensi dan potensi dirinya.

Selama pembelajaran menulis puisi, guru selayaknya memberikan kebebasan dan kesempatan dalam mengekspresikan diri. Biarkan murid memilih tema yang disukai dan menyentuh perasaan, karena suasana batin tersebut akan memunculkan inspirasi dan interpretasi dalam proses kreatifnya. Kebebasan itu membantu murid dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan mengungkapkan diri. Kemudian akan melahirkan  kreativitas dan kemampuan berpikir abstrak. Dalam pembelajaran tersebut guru dapat memposisikan diri sebagai fasilitator untuk pemilihan kata (diksi) yang tepat dan unsur kebahasaan lain seperti rima, irama, dan tipografi, serta dapat menjadi konsultan dalam hal kemampuan berbahasa dan keterampilan menulis.  

            Adapun ketercapaian kompetensi dalam pembelajaran menulis puisi jangan terlalu dipaksakan. Mengingat setiap anak memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, ada yang pandai membaca puisi, memparafrasekan, bahkan mengonversi dalam bentuk drama. Maka kemampuan yang beragam tersebut dapat difasilitasi melalui pembelajaran berdiferensiasi, yaitu pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid. Dampaknya, murid leluasa mengeksplorasi nilai-nilai dan keyakinan serta mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri dan membuat perasaannya menjadi lebih baik. Dalam ilmu psikologi, hal ini disebut katarsis. Mengutip dari KBBI Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, katarsis adalah pelepasan emosi terpendam yang membawa penyegaran rohani atau kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis.

            Oleh karena itu pembelajaran puisi sangat efektif untuk mengembangkan kompetensi manajemen diri pada murid, sebab dengan menyalurkan emosi-emosi tersebut ke dalam kata-kata, secara tidak langsung mereka berusaha mengidentifikasi dan memahami emosi yang berkecamuk dalam dirinya. Sehingga membuat mereka mampu melihat masalah yang ada dengan lebih jernih dan dapat membantu jiwa dan mental murid menjadi lebih sehat. Hal tersebut selaras dengan tujuan kurikulum merdeka, kurikulum pendidikan baru Indonesia yang difokuskan pada pemberdayaan siswa untuk menjadi individu yang berwawasan luas yang tidak hanya kompeten secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan kemampuan untuk berkembang di dunia yang terus berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun