"...Sesungguhnya aku terlebih suka mati daripada memaksa engkau kawin dengan orang yang tiada kausukai...(137)
Tatkala kulihat ayahku akan dibawa ke dalam penjara, sebagai seorang penjahat yang bersalah besar, gelaplah mataku dan hilanglah pikiranku dan dengan tiada kuketahui, keluarlah aku lalu berteriak, "Jangan penjarakan ayahku! Biarlah aku jadi istri Datuk Meringgih!" (139)
Dari kutipan ini jelaslah bahwa Sitti Nurbaya bukanlah korban ambisi ayahnya untuk menjadi kaya lalu mengorbankan anaknya dengan cara menikahkannya dengan Datuk Meringgih.
Sitti  Nurbaya adalah seorang gadis yang rela mengorbankan dirinya sendiri demi membela ayahnya yang telah tua dan sakit. Seorang ayah yang berjuang membuat  kehidupannya menjadi lebih baik demi anak tunggalnya, Sitti Nurbaya. Kepolosannya tersebut  membuat Datuk Meringgih berupaya mengakalinya, berupaya  menghancurkan kekayaannya demi dapat menikahi Sitti Nurbaya yang telah memiliki kekasih bernama Samsulbahri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H