Beberapa masalah pun dihadapi guru dalam menangani peserta didik yang tengah "terjerat" situasi pandemi  covid-19 sehingga tidak masuk sekolah setiap hari, misalnya:
1. Adakalanya mereka mengikuti daring dalam keadaan belum mandi. Menurut beberapa orangtua, anak-anak sudah bangun ketika subuh, tetapi mereka tidur lagi begitu kedua orangtuanya berangkat bekerja.
2. Anak-anak lelaki adakalanya membiarkan rambutnya menjadi panjang tanpa cemas akan ditegur oleh tim tatatertib di sekolah.
3. Ketika pembelajaran tatap muka dengan pilihan materi yang memang memerlukan pembelajaran secara tatap muka, ada beberapa peserta didik yang menyampaikan keberatan. Mereka mengusulkan pembelajaran tatap muka diisi dengan materi yang menyenangkan bagi mereka, misalnya olahraga di lapangan.
Oleh karena itu, agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif meskipun tidak harus dilakukan tatap muka setiap hari, ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru antara lain:
1. Untuk Kompetensi Dasar (KD) tertentu yang mengharuskan pembelajaran dilakukan secara tatap muka, MGMPS sebaiknya mendata KD-KD tersebut kemudian menyampaikan kepada tim kurikulum. Tim kurikulum akan menjadwalkan secara khusus materi tersebut, misalnya praktikum di lab. kimia, biologi, dan lain-lain.Â
Dengan demikian, pembelajaran tatap muka yang mengharuskan peserta didik datang ke sekolah, diupayakan benar-benar efektif dengan jadwal pelajaran yang dikhususkan untuk KD tertentu. KD tersebut memang harus disampaikan secara tatap muka. Selebihnya yang tidak harus disampaikan secara tatap muka, pembelajaran dapat dilakukan secara daring.
2. Berikutnya, guru dan peserta didik dapat memilih tempat pembelajaran yang tidak mengharuskan mereka berada di ruang kelas, misalnya di halaman sekolah yang banyak tanaman. Di tempat tersebut, peserta didik dapat menulis puisi dari hasil mengamati suasana alam sekitar.Â
Selain pembelajaran menulis puisi, bermain drama, mencari ide penulisan cerpen maupun penulisan teks deskripsi pun dapat dilakukan di luar kelas. Dengan demikian, selain mematuhi aturan untuk tidak membiarkan terjadinya  kerumunan massa, pembelajaran di luar kelas pun menghindari kejenuhan karena tempatnya yang lebih luas daripada ruang kelas.
3. Langkah ketiga, dengan pemberlakuan tatap muka meskipun tidak harus berlangsung setiap hari, guru lebih memiliki banyak kesempatan untuk menilai aspek afektif 'sikap' peserta didik. Dengan adanya gawai, peserta didik yang tidak selalu datang tatap muka ke sekolah, sedikit banyak tentu semakin mengabaikan bersosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya.Â
Oleh karena itu, pembelajaran tatap muka pun dapat digunakan untuk melatih peserta didik bersosialisasi meskipun sekadar saling sapa dan senyum dengan teman-temannya dari kejauhan.