Dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia Wajib SMA/ SMK tahun 2016 disampaikan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan sintesis dari tiga pendekatan, yaitu pedagogi genre, saintifik, dan CLIL. Alur utama model adalah pedagogi genre dengan 4M (Membangun konteks, Menelaah Model, Mengonstruksi Terbimbing, dan Mengonstruksi Mandiri).
Kegiatan mendapatkan pengetahuan (Kl-3) dilakukan dengan pendekatan saintifik 5M (Mengamati, Mempertanyakan, Mengumpulkan Informasi, Menalar, dan Mengomunikasikan). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan 5M mengisyaratkan bahwa pembelajaran diakhiri dengan mengomunikasikan ke depan kelas, sedangkan jenis komunikasi bergantung dengan strategi pembelajaran yang dipilih guru.
Dalam kebiasaan sehari- hari, seringkali para guru menyaksikan bahwa tanpa dikomando, seringkali siswa ramai di kelas, walaupun guru sudah berada di dalam kelas, terlebih lagi apabila guru tidak berada di kelas. Aktivitas yang mengesankan bahwa mereka akan menjadi pakar berbicara yang tangguh di masa depan
Akan tetapi, betapa mengecewakan karena kebanyakan akan spontan terdiam apabila diminta bercerita ke depan kelas, bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran yang belum dipahami, menyampaikan pendapat, dan sebagainya.Â
Gejala di atas ada kemungkinan berawal dari (a) rasa malu berbicara di muka umum, (b) kekurangan kosa kata, (c) kekurangan wawasan, (d) tidak terbiasa/ tidak terlatih.
Masalah klasik yang harus segera dicarikan solusinya dan sebaiknya diawali sejak dini. Keterampilan berbicara yang meliputi bercerita, mengumumkan, bertelepon, melaporkan ,berwawancara, berdiskusi, membawakan acara, berpidato, dan pada puncaknya adalah musikalisasi puisi dan bermain peran (drama) adalah beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa dalam aspek keterampilan bericara-- di samping aspek keterampilan yang lain yaitu membaca,mendengarkan, dan menulis--.
Oleh karena Kurikulum 2013 berbasis Teks, maka penulis pun memilih teks puisi sebagai sarana memperkaya kosa kata siswa. Kekayaan kosa kata akan berdampak kepada keberanian untuk berbicara, bahkan menulis, bukan?Â
 Berawal dari Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan Teks puisi dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia wajib kelas X kurikulum 2013 tahun 2016 sebagai berikut: Untuk Kompetensi Inti(KI) ke-3 (kognitif) 3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi, sedangkan untuk KI ke-4 (psikomotor) 4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya. Sedangkan puisi ditinjau Berdasarkan waktu kemunculannya, puisi dapat digolongkan atas tiga kelompok yaitu: (1) puisi lama, (2) puisi baru, dan (3) puisi modern.
Untuk sarana memperkaya kosa kata siswa dalam pembahasan ini penulis memilih bentuk puisi lama. Mengapa? Puisi lama lahir sebelum kesusastraan Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan barat.Â
Masyarakat pada masa itu yang cenderung statis dan bersifat kolektif, melahirkan bentuk puisi yang sangat terikat oleh berbagai aturan. Puisi lama harus mengandung rima, memiliki jumlah larik tertentu, bahkan jumlah suku kata dalam satu larik terutama dalam pantun harus mengikuti ketentuan. Ada beberapa jenis puisi lama yaitu: (1) mantra, (2) bidal, (3) pantun dan karmina, (4) talibun, (5) seloka, (6) gurindam, serta (7) syair.
Pemilihan puisi lama dalam pembahasan ini dipilih pantun. Pantun adalah sebuah karya yang tidak hanya memiliki rima dan irama yang indah, namun juga mempunyai makna yang penting. Pantun merupakan karya yang dapat menghibur sekaligus mendidik dan menegur. Untuk sanggup bebalas pantun, karena ciri rimanya harus a,b,a,b, orang harus memiliki kosa kata sebanyak-banyaknya, agar dapat menyesuaikan kata dengan rimanya.
Dengan adanya pantun, menunjukkan bahwa indonesia memiliki ciri khas tersendiri untuk mendidik dan menyampaikan hal yang bermanfaat. Selain itu, pantun pun sudah dikenal siswa sejak Sekolah Dasar. Dengan demikian, waktu yang digunakan guru untuk mencoba strategi ini pun hanya dua jam pelajaran, karena masih ada puisi lain yang harus dipelajari siswa yaitu puisi baru dan puisi modern.
Menurut Zaidan Hendy, 1990 (dalam kompas.com) ,pantun mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:Â
1) tiap bait terdiri atas empat baris kalimat,Â
2) tiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata,Â
3) baris pertama dan kedua disebut sampiran dan baris ketiga dan keempat disebut isi, sampiran melukiskan alam dan kehidupan sedangkan isi pantun berkenaan dengan maksud pemantun,Â
4) bersajak silang atau a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, 5) pantun digunakan untuk pergaulan. Maka pantun selalu berisikan curahan perasaan, buah pikiran, kehendak, kenangan dan sebagainya, 6) tiap bait pantun selalu dapat berdiri sendiri, kecuali pada pantun berkait, 7) pantun yang baik, bermutu, ada hubungannya antara sampiran dan isi.
Contoh:
Air dalam bertambah dalam,
        Hujan di hulu belum lagi teduh.
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Menurut Slavin (dalam ramlah,2017) Pembelajaran koopertif adalah pembelajaran untuk siswa belajar secara kolompok. Pada pembelajaran ini siswa dikelompokkan. Tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Anggota kelompok harus heterogen baik kognitif, jenis kelamin, suku, dan agama. Belajar dan bekerja secara kolabolaratif, dengan struktur kelompok yang heterogen
Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah dengan tipe snowball throwing. Zaini, dkk (dalam Ramlah,2017) strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi siswa secara bertingkat.Â
Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara berkolompok.Â
Strategi ini akan berjalan dengan baik jika materi yang dipelajari menuntut siswa yang berpikir analisis bahkan mungkin sintetis. Materi-materi yang bersifat faktual, yang jawabannya sudah ada di dalam buku teks mungkin tidak tepat diajarkan dengan strategi ini.Â
Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam melaksanakan snowball throwing sebagaimana dikemukakan Suprijono, 2015: 147( dalam fatkhan.web.id) adalah sebagai berikut:
- Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
- Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran.
- Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya.
- Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
- Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.
- Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
- Evaluasi.
- Penutup. Â Â Â Â Â Â
Berpijak dari teori di atas, maka langkah- langkah penerapan Strategi Kooperatif tipe Snowball Throwing dalam berbalas pantun pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut:
- Â Masing- masing kelompok menulis ringkasan pemahaman mereka terhadap puisi yang meliputi puisi lama, baru, dan modern.
- Â Kemudian, mereka pun menulis aneka macam puisi lama. Satu diantara puisi lama yaitu pantun, akan digunakan sebagai materi berbalas pantun ketika kelompok tersebut harus mengomunikasikan hasil pemahaman tentang puisi ke depan kelas.
- Â Setelah penulisan pantun terselesaikan, langkah berikutnya adalah merumpangi pantun pada bagian tertentu,misalnya merumpangi sampiran saja,isi saja,atau satu sampiran satu isi.
-  Langkah terakhir adalah melempar-lemparkan kertas yang telah digulung seperti bola berisi pantun rumpang, untuk diterima kelompok lain. Kelompok penerima membacakan pantun rumpang tersebut agar diisi oleh kelompok lain  secara lisan, dengan menyampaikan ucapan pengantar misalnya ."Isilah sampiran pantun jenaka berikut ini...."
- Pantun Jenaka
- ................................... Â Â Â Â Â Â Â Â (a)
- Â ................................... Â Â Â Â Â Â Â (b)
- Duduk tergelak anak katak     (a)
- Melihat monyet pakai rok mini.(b)
Solusi alternatif ini  mampu membuat suasana kelas terkesan hidup. Siswa yang pemalu pun akan terdorong untuk menjawab, sedangkan siswa yang memiliki kosa kata berlebih, adakalanya mengisi pantun rumpang dengan kalimat- kalimat yang menggoda teman bahkan gurunya. Andaikan hal itu terjadi, tentu suatu hal yang tidak harus ditanggapi dengan kemarahan,bukan? Karena ada saja siswa yang akhirnya mencurahkan kreativitas yang mengundang tawa riang teman-temannya,misalnya
Pantun Percintaan
Pergi berburu berkain batik (a)
 Batik dilipat lupa dibawa   (b)
....................................... Â Â Â (a)
 .......................................   (b)
Ada yang menjawab dengan
Temanku Anita yang cantik (a)
 Aku tahu dia pacarnya Arga (b)
 Tapi ada pula yang menjawab
 Ibu guruku yang cantik     (a)
 Sudahkah ada yang punya  (b)
Bahan Bacaan
Ariani, Farida, dkk. 2016. Menulis Puisi dan Apresiasi Drama. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud.
dosenbahasa. Diakses 18 Oktober 2018.
Kemendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah/ Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMA/SMK/MA/MAK) mata pelajaran Bahasa Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H