"Kami berdua...
Setelah kata berdua terdengar, aku pun bergegas bergabung dengan teman-teman untuk salat Magrib, sementara itu tamu bu Mur pun terdengar berpamitan. Sambil masih salat rakaat terakhir, begitu mendengar suara teman bu Mur berpamitan, sempat-sempatnya dalam hatiku membatin, setelah teman bu Mur berpamitan, tentu teman yang satu lagi akan berpamitan pula. Bukankah tadi datang ke vila berdua? Setelah salam dan masih duduk berdoa, telingaku mendengar suara lagi, yang lain dengan suara temen bu Mur yang kutemui sore tadi, berpamitan pula.
Setiba di meja makan saat makan malam, iseng kutanyai bu Mur tentang tamunya yang kutemui sore tadi.
"Tadi tamunya datang berdua ya, Bu?"
"Tidak. Bu Diah teman arisan. Tadi mampir menarik uang arisan."
"Tapi sebelum berlalu, kudengar katanya berdua...
"Berdua dengan bu Tini. Tapi Tidak jadi ikut ke sini karena bu Tini  ingin membeli sayur untuk makan malam."
"Lho, tadi kudengar suara orang berpamitan setelah bu Diah," aku tak dapat menyembunyikan keterkejutanku. Dalam suasana menegangkan begitu, Sheryn menyahut,
"Duh...jadi korslet nih, gegara kisah sebelum perang dunia kedua."
"Tersugesti, jadi sulit konsentrasi atau...
"Jika atau diteruskan lalu diikuti khayalan aneh-aneh, akan bermunculan kisah-kisah aneh lainnya nih. Kita masih semalam di sini lho,"tukas Jini sambil menghabiskan segelas teh hangat di depannya.