8. Percaya kepada kita sehingga tak segan memberikan me time
9. Bahkan jika akhirnya kita memilih yang lain, ia  rela daripada batin tidak nyaman, barangkali kita memang bukan soulmatenya. Kita merasa sangat beruntung memilikinya karena cintanya tidak memaksa.
Shauna Springer, Ph.D., dari sebuah sumber yang saya baca, mengatakan bahwa "belahan jiwa itu memang ada. Namun belahan jiwa tidak jatuh begitu saja dari langit. Kitalah yang harus 'menciptakan' mereka," tuturnya seperti dikutip Psychology Today.
Menurut Springer, orang akan menemukan sosok belahan jiwa dalam diri pasangan mereka setelah menjalani hubungan dalam jangka waktu yang sangat panjang. Pasangan yang sukses mengatasi berbagai tantangan dalam hubungan, serta tetap bisa menjaga cinta dan rasa hormat terhadap pasangan, akan menganggap  gagasan menggantikan pasangan yang ada dengan orang lain adalah hal yang sulit diterima nalar.
Dua individu yang tumbuh menjadi  sepasang sosok sempurna, tak tergantikan satu sama lain karena adanya kenyamanan, keikhlasan tanpa paksaan, sehingga tak ingin menggantikannya dengan yang lain, akan menjadi belahan jiwa pula.
Jadi, bagaimanakah cara memperoleh belahan jiwa? Diciptakan atau ditemukan? Jawabnya ada pada keikhlasan, kesabaran, dan ketabahan dua hati yang saling ingin memberi dan menerima. Atau ada jawaban lain?
2018 KOMPASIANA.COM. A SUBSIDIARY OF KG MEDIA. ALL RIGHTS RESERVED
Bahan Bacaan
merdeka.com
bisnis.com
kompasiana.com/muhammad_yusuf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H